Halaman Pengesahan
Laporan Ilmiah ini disusun oleh :
Nama : Nani Susilawati
NIM : P17424111027
Kelas : Regular A / Semester III
Judul Laporan Ilmiah : “
Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Normal Pada Ny.U G1P1A0 Umur 23 Tahun 3 hari post partum “
Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi
laporan Praktek Klinik di BPS Siti Syamsiyah,Am.Keb
Semarang, Januari 2013
Pembimbing Klinik Mahasiswa
Siti Syamsiyah,Am.Keb Nani
Susilawati
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Elisa Ulfiana,S.SiT.M.Kes
BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Keluarga sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik, diantaranya
dari segi ibu dan anak, adalah merupakan pertimbangan yang penting. Telah hampir satu abad kita berupaya agar dapat menolong ibu melahirkan
dengan baik dan mendapatkan anak yang sehat. Kita dituntut untuk mampu dan
dapat memberikan kontribusi dalam bidang obstetri dan ginekologi, terutama
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menurunkan angka kelahiran,
kematian ibu dan kematian anak. Semua ini secara bertahap dapat kita lihat
hasilnya, untuk itu perlu adanya peningkatan sistem informasi dan komunikasi
secara terus menerus.
Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah memberikan pelayanan kesehatan maternal yang efektif pada kehamilan,
persalinan, nifas dengan komplikasi sehingga angka kematian dan kesakitan dapat
dikurangi. Dalam melaksanakan upaya tersebut diperlukan SDM yang mempunyai
kemampuan untuk memberikan pelayanan yang optimal dan bukti acuan yang
disepakati oleh semua pihak.
Konsep perawatan pasca melahirkan
yang dikembangkan pada persalinan normal sebenarnya mengkuti pola tradisional
yang dikemas secara modern yaitu mobilisasi dini, rooming in, pemberian ASI
awal. Pola ini melalui penelitian terbukti mempunyai keuntungan bagi ibu maupun
bayinya. Dalam pengawasan setelah melahirkan, dokter/bidan yang merawat akan
datang setiap hari atau setiap saat untuk memberikan petunjuk perawatan.
Pemeriksaan pada masa nifas tidak
banyak mendapat perhatian ibu, karena sudah dirasa baik dan selanjutnya semua
berjalan lancar. Pemeriksaan kala nifas sebenarnya sangat penting dilakukan
untuk mendapatkan penjelasan yang berharga dari dokter/bidan yang menolong
persalinan itu. Diantara masalah penting tersebut adalah melakukan evaluasi secara
menyeluruh tentang alat kelamin dan mulut rahim yang mungkin masih luka akibat
proses persalinan.
Asuhan masa nifas diperlukan
dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya.
Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. (Sarwono,
2002:122-123)
Mengingat masa nifas adalah masa
transisi dimana ibu mengalami perubahan-perubahan sehingga diperlukan dukungan
baik dari petugas maupun keluarga segera setelah kelahiran, pengalaman dramatis
wanita berhubungan dengan perubahan anatomi dan psikologi sebagai transisi ke
keadaan sebelum hamil. Secara psikologis wanita mengalami proses menuju
tercapainya menjadi seorang ibu yang dipengaruhi oleh kepercayaan individu dan
kebudayaan. Pelayanan kesehatan profesional yang baik mendukung wanita melewati
masa ini dengan mengembalikan kemampuan wanita untuk merawat bayinya. Pengaruh
kebudayaan yang baik sangat penting untuk wanita dan keluarganya, dapat meningkatkan
konseling dan penilaian fisik dan psikologis.
- Tujuan Penulisan
1. Tujuan
Umum
Laporan ini dibuat agar penulis dapat mengerti, memahami
dan melakukan tindakan asuhan kebidanan saat masa nifas dengan menerapkan
manajemen kebidanan.
2. Tujuan
Khusus
a. Penulis
dapat mengaplikasikan teori kedalam praktek klinik dalam asuhan pada ibu nifas
yang diperoleh selama pendidikan.
b.
Penulis mampu mengembangkan pola pikir dalam bentuk
tulisan maupun pelaporan.
- Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam pembuatan laporan
ini adalah :
1. Wawancara
Yaitu
mengadakan Tanya jawab dengan klien / keluarga dalam rangka mengumpulkan data.
2. Pemeriksaan
Fisik
Meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi untuk
mengumpulkan data.
3. Observasi
Mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap klien, khususnya ibu hamil.
4. Dokumentasi
Yaitu mempelajari catatan resmi kesehatan pasien.
5. Studi
Kepustakaan
Yaitu mengumpulkan data dari teori dan buku sumber di
perpustakaan maupun di internet.
D. Sistematika Penulisan
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Tujuan
Penulisan
C. Metodologi
Penulisan
D. Sistematika
Penulisan
BAB
II TINJAUAN TEORI
BAB
III KASUS
BAB
IV PEMBAHASAN KASUS
BAB
V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A. Definisi
1. Masa nifas (puerperium) adalah masa yang
dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
ke keadaan sebelum hamil. masa nifas berlangsung selama kira-kira 2-6
minggu.(Sarwono, 2002:122).
2. Masa nifas adalah masa pulihnya kembali ke
dalam keadaan sebelum hamil dan masa nifas berlangsung selama kira-kira 2-6
minggu.
(Maternal dan Neonatal, 2002)
3. Masa nifas adalah masa pulihnya kembali
mulai dari persalinan, sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum
hamil, lamanya 6-8
minggu
(Mochtar, 1990)
4. Masa nifas adalah masa dimulainya dari
lahirnya plasenta sampai mencakup 6 minggu berikutnya. (Pusdiknakes, 2001)
5. Dari ke-4 definisi tentang masa nifas maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa masa nifas adalah masa yang dimulai setelah
partus selesai serta lahirnya plasenta dan berakhir sampai alat-alat kandungan
kembali kekeadaan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira 2- 6
minggu.
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik
fisik maupun psikologik
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif,
mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana
C. Masa Nifas Dibagi Dalam 3 Periode
1 Puerperium Dini
Yaitu dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam
agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2 Puerperium Inter Medial
Yaitu kepulihan menyeluruh
alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3 Remote Puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan (Mochtar, 1998 : 115)
D. Perubahan-perubahan Fisik Pada
Masa Nifas
1 Involusi Corpus Uteri
Segera setelah placenta lahir, fundus korpus uteri berkontraksi, letaknya
kira-kira ½ pusat dan symfisis atau sedikit lebih tinggi. Umumnya organ ini mencapai ukuran tidak hamil seperti semula dalam waktu
ukuran sekitar 6-8 minggu. Proses involusio uterus meliputi 3 aktivitas, yaitu :
a. Kontraksi uterus
b. Autolysis sel-sel myometrium
c. Regenerasi epithelium
Tabel tinggi fundus uteri dan
berat uterus menurut masa involusio
Involusi
|
Tinggi
Fundus Uteri
|
Berat
Uterus
|
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
|
Setinggi pusat
2 jari dibawah pusat
Pertengahan pusat dan symfisis
Tidak teraba di atas symfisis
Bertambah kecil
Sebesar
normal
|
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
|
2
Bekas Implantasi Uri
Tempat placenta mengecil karena
kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu
menjadi 3,5 cm. Pada minggu keenam 2,4 cm dan akhirnya pulih.
3 .
Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal
dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Ada beberapa macam lochea antara
lain :
1) Lochea rubra (cruenta)
Berwarna merah segar, berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca
persalinan.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi
darah dan lendir. Terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.
3) Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak
berdarah lagi, terjadi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4) Lochea alba
Berupa cairan berwarna putih, berisi leukosit dan mukosa servik terjadi
setelah 2 minggu pasca persalinan.
5) Lochea purulenta
Terjadi dikarenakan adanya
infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk.
6) Lochiostasis
Yaitu lochea yang keluarnya tidak lancar.
4
Perubahan Servik dan Segmen Bawah Rahim
Segera setelah placenta lahir,
servik dan segmen bawah rahim menjadi struktur yang tipis, kolaps dan kendur.
Mulut servik mengecil perlahan-lahan sebelum beberapa hari mulut serviks mudah
dimasuki oleh 2 jari, tetapi pada akhir minggu pertam telah menjadi sedemikian
sempitnya sehingga jari sulit untuk masuk, sewaktu servik menyempit, servik
menebal dan salurannya terbentuk kembali, tetapi masih ada tanda-tanda servik
parut.
Setelah kelahiran, miometrium
segmen bawah rahim yang sangat menipis berkontraksi dan beretraksi tetapi tidak
sekuat pada korpus uteri. Dalam perjalanan beberapa minggu segmen bawah rahim
diubah dari struktur yang jelas dan cukup besar untuk memuat kebanyakan kepala
janin cukup bulan menjadi isthmus yang hampir tidak dapat dilihat.
5
Perubahan Vagina dan Pintu Keluar Vagina
Pada perlukaan jalan lahir akan
sembuh dalam 6-7 hari, bila tidak disertai infeksi dan faktor gizi juga sangat
berpengaruh dalam penyembuhan luka jalan lahir tersebut, karena dengan gizi
yang cukup akan mempercepat pertumbuhan sel-sel tubuh yang rusak.
Vagina dan pintu keluar vagina
pada bagian pertama masa nifas membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang
ukurannya secara perlahan-lahan mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran
semula. Rugae terlihat kembali pada minggu ke 3 dan terdapat carunculae
mirtiformis yang khas pada wanita yang pernah melahirkan.
6 Rasa Sakit
Yang disebut juga “after pains” (meriang atau mules-mules)
disebabkan oleh kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca
persalinan. Perlu diberikan pengertian pada
ibu, mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obatan
anti sakit dan anti mulas.
7 Ligament-ligament
Ligament fasia dan diafragma
pelvis yang meregang pada waktu persalinan. Setelah bayi lahir, secara
berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus
jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi
kendor.
Setelah melahirkan, kebiasaan
wanita Indonesia melakukan “berkusuk” atau “berurut” dimana sewaktu diurut
tekanan intra abdomen bertambah tinggi. Karena setelah melahirkan ligamen,
fasia dan jaringan penunjang menjadi kendor, jika dilakukan urut, banyak wanita
akan mengeluh kandungannya turun atau terbalik. Untuk memulihkan kembali
sebaiknya dengan latihan-latihan dan senam pasca persalinan/senam nifas. Biasanya
striae yang terjadi pada saat kehamilan akan berkurang.
8 Perubahan Saluran Kencing
Peregangan dan dilatasi selama kehamilan yang menyebabkan perubahan
permanen di pelvis renalis dan ureter, kecuali ada infeksi kembali normal pada
waktu 2-8 minggu, bergantung pada :
1) Keadaan atau status sebelum persalinan
2) Lamanya partus kala II
3)
Besarnya kepala yang menekan pada saat persalinan
9 Sistem Kardio Vaskuler
Penurunan volume darah
diasumsikan dengan kehilangan darah. Pada saat persalinan volume plasma menurun
1000 ml karena kehilangan darah dan diuresis. Setelah 3 hari volume darah
meningkat 1200 ml sebagai akibar cairan ekstra seluler ke intra seluler. Total
volume darah menurun 16% setelah persalinan. Perkiraan kehilangan darah dapat
dibandingkan setelah persalinan. Kehilangan darah 500 ml akan menyebabkan
pengurangan Hb 1%, nadi dan cardiac output meningkat selama 1-2 jam post
partum. Segera setelah melahirkan, cardiac output meningkat 50-60 % dan
menurun setelah 10 menit.
10 Payudara
Pada semua wanita setelah melahirkan, laktasi dimulai secara alami dan
normal. Proses menyusui mempunyai 2 mekanisme fisiologis, yang meliputi:
produksi susu dan sekresi susu atau let down.
Fisiologi dari produksi ASI masih
belum sepenuhnya dimengerti. Dipikirkan bahwa konsentrasi estrogen dan progesteron
yang tinggi sebelum kehamilan menghambat produksi prolaktin, yang
dibutuhkan untuk laktasi. Hal ini menjelaskan mengapa seorang wanita tidak
memproduksi ASI sepanjang kehamilannya.
Pada saat placenta lahir, terjadi
perubahan drastis yang mendadak pada kadar estrogen dan progesteron.
Keadaan ini membuat kelenjar hipofise anterior memproduksi prolaktin.
Produksi ASI juga dipengaruhi oleh hisapan bayi yang dapat menyebabkan kenaikan
atau kelanjutan dari pelepasan prolaktin dari hipofise anterior.
Seorang bayi akan menekan sinus
laktiferus sewaktu menghisap ASI. Hisapan ini akan mendorong air susu
melalui ductus laktiferus menuju tempat akhir, yaitu mulut bayi. Aliran
susu dan sinus laktiferus disebut let down dan dalam hal ini
dapat dirasakan oleh ibu
E.
Gambaran Klinis Masa Puerperium
Segera setelah persalinan dapat
terjadi peningkatan suhu badan, tetapi tidak boleh lebih dari 38oC.
Bila terjadi peningkatan melebihi 38oC berturut-turut selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi. Uterus yang telah menyelesaikan tugasnya akan
menjadi keras karena kontraksinya, sehingga terdapat penutupan darah. Kontraksi
uterus yang diikuti his pengiring menimbulkan rasa nyeri yang disebut dengan
nyeri ikutan terutama pada multipara (Manuaba, 1998 : 192).
F. Program dan Kebijakan Tekhnis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan
ibu dan BBL dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi.
Tabel Frekuensi Kunjungan Masa
Nifas (Anonim, 2002 : N23)
Kunjungan
|
Waktu
|
Tujuan
|
1
|
6-8 jam setelah persalinan
|
-
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
-
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan
berlanjut
-
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
-
Pemberian ASI awal
-
Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
-
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
- Jika
petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil
|
2
|
6 hari setelah persalinan
|
-
Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
-
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
-
Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
-
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit
-
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
|
3
|
2 minggu setelah persalinan
|
-
Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
|
4
|
6 minggu setelah persalinan
|
-
Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami
-
Memberikan konseling untuk KB secara dini
|
G. Diagnosis
1) Apakah masa nifas berlangsung normal/tidak
seperti involusio uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran ASI dan perubahan
sistem tubuh, termasuk keadaan psikologis normal.
2) Adakah keadaan gawat darurat pada ibu
seperti perdarahan, kejang dan panas.
3) Adakah penyulit/masalah dengan ibu yang
memerlukan rujukan/ perawatan seperti perawatan payudara (Sarwono, 2002 :
125)
H. Perubahan Pengeluaran Lochea
Perubahan pengeluaran lochea
menunjukkan keadaan abnormal yaitu :
1) Perdarahan berkepanjangan
2) Pengeluaran lochea tertahan/lochea
statiska
3) Lochea purulenta berbentuk nanah
4) Rasa nyeri yang berlebihan
5)
Dengan memperhatikan bentuk perubahan dapat diduga
6)
Terdapat sisa placenta yang merupakan sumber perdarahan
7)
Terjadi infeksi intra
uterine
(Manuaba, 1998 : 193)
I. Pemeriksaan Dini Pasca Partum
1 Tinjauan ulang pencatatan
1)
Catat perjalanan antepartum dan intra partum
2) Jumlah jam/hari post partum
3) Instruksi terdahulu dan catatan
perkembangan
4) Catatan CHPB
5)
Laporan laboratorium dan studi tambahan lain
6) Catatan pengobatan
7) Catatan perawatan
2 Riwayat
1) Ambulasi
2) Berkemih
3) Defekasi
4) Nafsu makan
5) Ketidaknyamanan/nyeri
6) Kekhawtiran
7) Menyusui
8) Respon terhadap bayi
9) Respon terhadap persalinan dan kelahiran
3 Pemeriksaan Fisik Post Natal Meliputi Antara Lain :
1)
Pemeriksaan umum : tensi, nadi, suhu, keluhan, dan lain-lain
2) Keadaan umum : pucat atau anemis
3) Kerongkongan jika diindikasikan
4) Payudara dan puting susu : ASI sudah
keluar apa belum
5) Nyeri tekan CVA
6) Dinding perut, perineum, kandung kemih,
rectum
7)
Sekret yang keluar : lochea warna, jumlah dan bau
8)
Perineum: odema, inflamasi, haematoma, pus, luka yang terpisah/ luka memar,
jahitan, haemorrhoid
9)
Ekstremitas : varices, nyeri tekan, panas pada betis, oedema, tanda homan
refleks. (Buku Saku Bidan, 2002 : 266)
J. Deteksi Dini Komplikasi Nifas
1 Perdarahan Pervaginam
Adalah perdarahan yang lebih atau sama dengan 500 cc per ml pasca salin
dalam 24 jam setelah anak dan placenta lahir.
2
Menurut Waktu Terjadinya Perdarahan Ada 2 Bagian
1) Perdarahan pasca salin primer (Early
post partum haemorraghic)
Terjadi dalam
24 jam setelah anak lahir
2) Perdarahan pasca persalinan sekunder (Late
post partum haemorragic)
Terjadi setelah 24 jam pertama post partum, biasanya antara hari ke lima
sampai lima belas hari post partum
K. Perawatan Masa Puerperium
1 Keuntungan Mobilisasi Dini :
1) Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi
infeksi puerperium
2) Memperlancar involusi alat kandungan
3)
Melancarkan fungsi alat gastro intestinal dan alat perkemihan
4)
Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolisme. (Manuaba, 1998 : 193)
2
Perawatan Puerperium Dilakukan Dalam Pengawasan Sebagai Berikut :
1) Rawat
gabung
2)
Pemeriksaan umum
▪ Kesadaran penderita
▪ Keluhan yang terjadi
setelah persalinan
3)
Pemeriksaan khusus
▪ Fisik : tanda-tanda vital
▪ Tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus
▪ Payudara : pengeluaran
ASI, puting susu
▪ Lochea : lochea rubra,
lochea sanguinolenta
▪ Jahitan episiotomi :
apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi
4)
Pemulangan parturien dan pengawasan ikutan
Parturien dapat dipulangkan setelah 2-3 hari dirawat, apabila persalinan
berjalan lancar dan sponta dan dapat dipulangkan setelah keadaan baik dan tidak
ada keluhan.
3 Penatalaksanaan Perawatan Puerperium Dini
1) Ambulasi/tirah baring
2) Diet/nutrisi
3) Perawatan puerperium
4) Berkemih/pemakai cateter
5) Obat anti nyeri
6) Obat tidur
7) Laksatif
8) Methergin 0,2 mg PO, setiap 4 jam x 6
dosis kemudian 3 x 1 selama 3 hari jika diindikasikan
9) Hentikan pemberian IVJP
10) Berikan suplemen vitamin/besi/keduanya jika diindikasikan
11) Kurangi tindakan yang
menyebabkan ketidaknyamanan klien
12) Lakukan perawatan payudara
13) Skrining lab untuk
komplikasi jika diindikasikan
14) Rencana pemakaian kontrasepsi
15) Berikan globulin imun RH jika diindikasikan
16) Berikan vaksin Rubela 0,5 ml sub cutan jika diindikasikan
(Buku Saku Bidan, 2002 : 207)
4. Pengawasan Akhir Kala Nifas (Post Partum)
1) Melakukan pemeriksaan pap smear untuk
mencari kemungkinan kelainan sitologi sel serviks atau sel endometrium
2) Menilai seberapa jauh involusi uterus
3) Melakukan pemeriksaan inspekulo, sehingga
dapat menilai perlukaan post partum
4) Mempersiapkan untuk mempergunakan metode
KB
(Manuaba, 1998 : 195)
L. Nasehat Untuk Ibu Post Natal
1)
Fisiotherapi post natal sangat baik bila diberikan
2) Sebaiknya bayi disusui
sesering mungkin
3) Kerjakan gymnastik sehabis
bersalin
4) Untuk kesehatan ibu dan bayi
serta keluarga sebaiknya melakukan KB untuk mengatur jarak kehamilan
5) Bawalah bayi anda untuk
memperoleh imunisasi
(Sinopsis Obstetri Fisiologi, 118)
M. Perubahan-Perubahan Psikososial
Pada Masa Nifas
1 . Periode post partum menyebabkan
stres emosional terhadap ibu yang baru melahirkan.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi antara lain :
1)
Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
2) Hubungan dari pengalaman melahirkan
terhadap harapan dan aspirasi
3)
Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu
4) Pengaruh budaya
Periode ini diuraikan Reva Rubin
dalam 3 tahap yang disebut dengan “Teori Reva Rubin” dan tahapan tersebut
antara lain :
1) Fase taking in
(1) Terjadi pada 1-2 hari
post partum
(2) Merupakan masa
ketergantungan
(3) Ciri-ciri :
- Butuh tidur cukup
- Nafsu makan meningkat
- Ingin menceritakan pengalaman partusnya
- Bersikap menerima saja
- Pasif
menunggu apa yang disarankan dan apa yang diberikan
2) Fase taking hold
(1) Terjadi pada hari ke 2-4 post partum
(2) Merupakan usaha melepaskan diri
(3) Ciri-ciri :
- Sudah mengerjakan tugas keibuan
- Ibu
konsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya (BAB, BAK, dan kekuatan tubuhnya)
- Ibu berusaha
untuk menguasai keterampilan merawat bayi, seperti menggendong, menyusui,
mengganti popok dan lain-lain
- Ibu cenderung
terbuka menerima nasehat-nasehat bidan dan kritikan pribadi
3) Fase letting go
(1) Terjadi lebih
dari 4 hari post partum
(2) Dipengaruhi oleh
waktu dan perhatian yang diberikan keluarga
(3) Ibu melakukan
tugas/tanggung jawab terhadap perawatan bayi
(4) Pada umumnya
depresi post partum terjadi pada periode ini
(5) Adaptasi terhadap
kebutuhan bayi yaitu berkurangnya hak ibu dan hubungan sosial
2. Kasih Sayang dan Ikatan Dini (Early attachment and bounding)
Ikatan antara ibu dan ayah yang dihasilkan dari kekuatan mengalami proses
persalinan bersama-sama akan memperkuat dan memfasilitasi ikatan keluarga pasca
salin, meskipun waktu bayi diletakkan pada perut ibu agar setelah melahirkan/sewaktu
ibu telah memeluk bayinya. Rangkaian tindakan untuk menyentuh bayinya, dan
berlanjut ketika ia meletakkan kedua telapak tangannya pada tubuh bayi lalu
melingkarkan pada tubuh bayi dengan kedua tangan dan berakhir sewaktu ia
memeluk seluruh bayi dalam lengannya.
Hubungan antara ibu dan bayi sebenarnya sudah terjalin sejak masa
kehamilan, tetapi hubungan ini akan berkembang cepat setelah kelahiran bayinya.
Waktu yang sangat tepat untuk lebih memperat hubungan orang tua dengan bayinya
adalah pada saat segera setelah lahir. Orang tua dan bayi diletakkan di ruang
yang tenang, orang tua didorong untuk segera menggendong bayinya. Ibu sebaiknya
segera meneteki agar terjadi kontak yang dekat.
Perilaku lainnya ke arah tercapainya suatu kelekatan dan ikatan saat segera
setelah lahir meliputi kontak mata antara ibu dan bayinya yang didapatkan
ketika bayi terdapat di gendongan ibunya, ini dapat dengan mudah didapatkan
pada saat ibu meneteki.
Ibu dan ayahnya sebaiknya dianjurkan untuk berbicara, tersenyum, memegang dan
sesering mungkin menggendong bayinya dengan senang hati dan hendaknya orang tua
dilibatkan dalam proses perawatan sehari-hari, misalnya memandikan.
Gangguan psikologis pada ibu post partum yang lain adalah :
1) Post partum blues
Yaitu kemurungan sehabis melahirkan, timbul hari ke 3-5 post partum
merupakan gejala psikologis pada wanita yang terpisah dari keluarga dan
bayinya. Dasar fisiologisnya adalah
perubahan yang cepat, siklus laktasi yang sedang dimulai.
Tanda-tanda :
(1) Perasaan dimulai dengan sedikit kecewa
(2) Mudah marah
(3) Perawaan
sedih/sering menangis tanpa sebab yang sulit dijelaskan
(4) Emosi lebih labil
karena ketidaknyamanan fisik
2) Sindroma baby blues dan depresi
a)
Terjadi beberapa minggu setelah post partum
b) Tanda-tanda :
▪ Mudah menangis
▪ Gampang tersinggung
▪ Merasa letih
▪ Susah tidur
▪
Perasaan cemas yang tidak mau pergi
c)
Bila symptom terjadi menjadi lebih buruk/tidak hilang akan terjadi depresi
post partum + 20 %.
d) Depresi pasca salin
e) Tanda-tanda :
Hilangnya emosi
Hilangnya keinginan untuk bersosialisasi
Perasaan gagal
N. Perawatan Pasca Persalinan/Masa Nifas
1. Nutrisi
Ibu nifas perlu diet gizi yang
baik dan lengkap, bisa disebut juga dengan menu seimbang.
Tujuannya adalah :
1) Membantu memulihkan kondisi fisik
2)
Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
3) Mencegah konstipasi
4) Memulai proses pemberian ASI eksklusif
Ibu nifas perlu tambahan 500 kalori tiap hari, dan kebutuhan cairan/ minum +
3 liter/hari dan tambahan pil zat besi selama 40 hari post partum, serta kapsul
vitamin A 200.000 unit.
2. Ambulasi
Kenyataannya ibu yang baru
melahirkan enggan banyak bergerak, karena merasa letih dan sakit. Pada
persalinan normal ambulasi dapat dilakukan 2 jam post partum. Untuk pasien post
SC yaitu 24-36 jam post partum.
Tujuan ambulasi :
1) Melancarkan pengeluaran lochea
2)
Faal usus dan kandung kemih lebih baik
3)
Memungkinkan untuk mengajar ibu memelihara anaknya
4)
Mempercepat involusi dan melancarkan peredaran darah
3 . Eliminasi
Ibu nifas hendaknya dapat
berkemih spontan normal terjadi pada 8 jam post partum. Anjurkan ibu berkemih
6-8 jam post partum dan setiap 4 jam setelahnya, karena kandung kemih yang
penuh dapat mengganggu kontaksi dan involusi uterus. Bila ibu mengalami sulit
berkemih sebaiknya dilakukan toiler training untuk BAB, jika ibu tidak bisa BAB
lebih dari 3 hari maka perlu diberi laksan/pencahar. BAB tertunda
2-3 hari post partum dianggap fisiologis.
4 . Istirahat
Ibu perlu istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu
dapat berisitirahat atau tidur siang selagi bayi tidur, pentingnya dukungan
dari keluarga/suami.
Bila istirahat kurang akan mempengaruhi ibu :
1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2) Memperlambat proses involusio uterus dan
memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan diri sendiri
5 . Kebersihan Diri/Personal Hygiene
Ibu nifas perlu menjaga
kebersihan dirinya karena :
a. Mengurangi/mencegah infeksi
b.Meningkatkan perasaan nyaman dan kesejahteraan
Bila ibu cukup kuat berjalan, bantu ibu untuk mandi untuk membersihkan
tubuh, puting susu dan perineum, mengganti pembalut minimal 2 x atau setiap kali
habis kencing.
6 . Sexual/Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa
rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk
memulai melakukan hubungan sexual kapan saja ibu siap. Banyak budaya yang
mempunyai tradisi menunda hubungan sexual sampai masa waktu tertentu, misalnya
40 hari atau enam minggu setelah persalinan, keputusan bergantung pada pasangan
yang bersangkutan.
7 . Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya dua tahun sebelum ibu
hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana
mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat
membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama meneteki (amenorhoe laktasi). Meskipun
beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman
terutama bila ibu sudah haid lagi. Jika pasangan telah memilih metode KB
tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk
mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan dan untuk
mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
8 . Latihan/Senam Nifas
Jelaskan pada ibu pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal.
Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat
sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu
seperti :
1) Dengan tidur terlentang dengan lengan
disamping, menatik otot perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan
angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima, rileks dan ulangi
sebanyak 10 kali.
2) Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir
dan dasar panggul (latihan kegel).
3) Berdiri dengan tungkai dirapatkan,
kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan, kendurkan
dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu
naikkan jumlah latihan 5 x lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu
harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
O. Kapan Menghubungi Bidan/Kontrol Kembali ke Rumah Sakit
Bila masalah-masalah atau
tanda-tanda bahaya sebagai berikut :
1)
Perdarahan pervaginam yang luar biasa/ganti pembalut 2 x dalam ½ jam
2) Pengeluaran vagina yang baunya
menusuk
3) Rasa sakit bagian tubuh
abdomen atau punggung
4) Sakit kepala yang terus
menerus, nyeri epigastrik atau masalah penglihatan
5) Bengkak di wajah atau di
tangan (eklamsi post partum)
6)
Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kemih, tidak enak badan
7)
Payudara yang berubah, merah, panas atau terasa sakit
8) Nafsu makan hilang (lama
waktunya)
9)
Rasa sakit, merah, lunak dan atau pembengkakan di kaki
10) Merasa
sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau dirinya sendiri
11) Merasa
sangat letih atau nafas terengah-engah
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
NORMAL
Ny.U P1A0 3
HARI POST PARTUM
DI BPS SITI SYAMSIYAH, Am.Keb
GEDANGAN
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 31 Januari 2013
Waktu : 17.25 WIB
Tempat : BPS SITI SYAMSIYAH ,Am.Keb
II.
BIODATA
Nama
ibu : Ny.U
Umur : 24th
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ngelosari
|
Nama
suami : Tn. R
Umur : 27 th
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ngelosari
|
III. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan
datang : Ibu menyatakan ingin kontrol kondisinya
Keluhan utama : kaki oedem .
2. Riwayat
Obstetri
a. Riwayat
menstruasi
Menarche
Lama
Banyak
Siklus
|
:
12 th
:
7 hari
:
2 kali ganti pembalut/hari (penuh)
: 28 hari
|
b. Riwayat
kehamilan/persalinan
Yang
lalu :
Anak ke
|
UK
|
Abortus
|
Jenis partus
|
Penolong
|
Penyulit/komlikasi
|
BB wkt lahir
|
Keadaan anak
|
|||
hidup
|
Mati
|
|||||||||
umr
|
JK
|
umr
|
JK
|
|||||||
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Sekarang
:
G1PIA0
Tempat
persalinan
Jenis
persalinan
Komplikasi
persalinan
Keadaan plasenta
dan tali pusat
|
: Bidan
: Spontan
: Tidak ada
: Plasenta
lahir spontan, t=2cm, d=20cm, korion dan amnion
utuh,kotiledon lengkap, berat plasenta 500gram ,tidak ada infark.
Tali pusat normal, Panjang tali pusat =45 cm,
|
Lama
persalinan :
-
Kala I
|
10
jam
|
-
Kala II
|
1jam
|
-
Kala III
|
10
menit
|
-
Kala IV
|
2jam
|
Jumlah
perdarahan :
-
Kala I
|
0
cc
|
-
Kala II
|
25
cc
|
-
Kala III
|
75
cc
|
-
Kala IV
|
100
cc
|
Keadaan
bayi :
Ditolong oleh : Bidan
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal/jam lahir : 28 Januari 2013/ 10.00WIB
BB : 2800 gr PB
: 48 cm LK :34
cm LD :
32 cm
APGAR SCORE : 9 – 9 – 10
Kelainan bawaan : tidak ada
3. Riwayat perkawinan :
Status nikah :
ibu menyatakan menikah 1 kali dengan suami sekarang
Lama nikah : 14 bulan
4. Riwayat
penyakit :
Sekarang
|
: Ibu menyatakan
tidak sedang menderita suatu penyakit dan tidak dalam menjalani pengobatan
tertentu.
|
Dahulu
|
: Ibu menyatakan
tidak pernah menderita penyakit yang mengarah ke penyakit jantung,
hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS
|
Keluarga
|
: Ibu menyatakan dalam
keluarga tidak ada riwayat penyakit yang mengarah ke penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, malaria,
asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS
|
5.
Riwayat KB : ibu mengatakan belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi .
6.
Pola
kebutuhan dasar sehari-hari :
ü
Pola
nutrisi :
Ibu makan 3x sehari
dengan lauk nabati (tahu, tempe) dan hewani (telur, daging, ikan), sayur dan
buah bervariasi. Minum ±6-7 gelas sehari
·
Keluhan : tidak ada keluhan
ü
Pola
eliminasi :
BAB 1xsehari
konsistensi lunak,bau khas , warna kecoklatan
BAK 6xsehari , warna kuning jernih
, tidak nyeri , tidak ada keluar darah, bau khas
·
Keluhan : ibu menyatakan masih takut
jahitan pada perineum lepas pada saat BAB
ü
Pola
istirahat :
tidur malam ±
7 jam sehari, selama cuti tidur siang ± 1 jam
·
Keluhan : tidak ada keluhan
ü
Pola
aktivitas :
Ibu bekerja dari
pukul 08.00 – 16.00 WIB, selama masa nifas ibu masih cuti.
Ibu melakukan aktivitas dirumah tanpa dibantu oleh orang lain .
·
Keluhan : tidak ada keluhan
ü
Personal
hygiene :
ibu mandi 2x
sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 3x seminggu, ganti baju ndan pakaian
daalam 2x sehari.
·
Keluhan : tidak ada keluhan
ü
Pola
sexual :
ibu belum melakukan
hubungan dengan suami karena masih dalam masa nifas.
ü
Psiko,
sosial, spiritual, cultural :
ibu berharap tidak
ada masalah dengan masa nifasnya,ibu bahagia dengan
kelahiran anaknya, hubungan ibu
dilingkungan baik, suami dan keluarga
bahagia dengan kehadiran keluarga barunya, ibu selalu menjalankan shalat 5
waktu dan ibu tidak memiliki kepercayaan dalam hal pantang makanan.
ü
Pola
kebiasaan hidup sehat :
ibu dan keluarga
tidak ada yang merokok, tidak minum minuman keras, dan tidak mengkonsumsi
obat-obatan terlarang
serta tidak ada keluarga yang merokok.
ü
Pola
meyusui : ibu sudah dapat menyusui bayinya
ü
Tingkat
pengetahuan :
ibu mengetahui
kondisinya saat ini , yaitu ibu sedang mengalami masa nifas
, dimana masa nifas merupakan masa pulihnya alat-alat genetalia seperti belum
hamil,ibu mengerti dan menerima
proses ini dan ibu tidak merasa cemas ..
IV. DATA OBYEKTIF
- Keadaan umum : baik
- Tanda-tanda vital :
TD
: 120/80 mmHg
Nadi
: 82x/mnt
RR
: 20x/mnt
- Pemeriksaan fisik :
Kepala :
|
Mesocephal,
kulit kepala bersih, tidak ada lesi, rambut tidak mudah dicabut
|
Muka :
|
Simetris,
tidak pucat , tidak ada secret
|
Leher :
|
Tidak
ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis.
|
Dada :
|
Simetris,
ictus cordis tak tampak, tidak ada benjolan,tidak ada wheezing.
|
Perut :
|
Tidak
ada bekas operasi, tidak ada pembesaran hati dan kelenjar limfe.
|
Ekstremitas :
|
Simetris
,pergerakan normal ,Tidak ada oedema pada tangan, ada oedem pada kaki ,tidak
ada varices, ujung kuku tidak pucat.
|
Genetalia :
|
Tidak
odem, tidak varises , tidak hemoroid
|
Anus :
|
Tidak
hemorroid.
|
- Pemeriksaan obstetric :
Muka : tidak odem, tidak pucat , tidak ada
cloasma gravidarum
Payudara
: membesar, areola menghitam, putting menonjol, ASI sudah keluar
Abdomen
: ada linea nigra, ada striegravidarum
Genetalia : tidak odem, tidak varises, ada PPV (lochea
rubra)
- Penunjang :
-
Hb : 11gr%
-
Protein urin : +1
V. ANALISA
Ny.
U P1A0 umur 24th, 3 hari post partum dengan kaki oedem
VI. PLANNING
1. Menjelaskan
kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa tekanan darah 120/80 mmHg , Nadi : 84x/menit
, RR : 20x/menit , Hb 11 gr% , protein urine +1 ,pengeluaran pervaginam lochea
rubra .
Hasil : ibu
mengerti
2. Memberi
informasi kepada ibu tentang involusi dan pengeluaran lochea
Hasil : ibu
mengerti tentang invoousi dan engeluaran lochea
3. Memberikan
pendidikan kesehatan ASI Eksklusif dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif
H
: Ibu mengerti dan akan mencoba memberikan ASI eksklusif
4. Menganjurkan
ibu untuk mengkonsumsi makanan yang memenuhi gizi seimbang , yaitu makan
sayur-sayuran , buah-buahan, lauk-pauk bervariasi dan minum air yang banyak
minimal 8gelas/hari untuk memulihkan tenaga ibu pasca persalinan dan untuk
produksi ASI yang banyak .
Hasil
: ibu mengerti tentang nutrisi ibu nifas .
5. menganjurkan
ibu untuk mobilisasi dini , yang bertujuan untuk mempercepat ambulasi ,
melancarkan peredaran darah ,melancarkan pengeluaran lochea.
Hasil
: ibu bersedia melakukan mobilisasi dini
6. menganjurkan
ibu untuk rajin membersihkan alat genetalianya untuk mencegah infeksi
hasil
: ibu bersedia melakukannya
7. menjelaskan
kepada ibu agar tidak sering memposisikan kaki dengan menggantung , karena
posisi kaki sering bisa membuat kaki oedema , jika ibu menyusui bayinya maka
letakkan alas sebagai tempat sandaran kaki agar tidak menggantung .
untuk
mengatasi oedem pada kaki , anjurkan ibu untuk kompres hangat pada kaki yang
oedema dan tidur posisi kaki lebih tinggi.
hasil
: ibu mengerti dan akan melakukannya
8. menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas berat yang membuatnya
cepat lelah agar kondisinya cepat pulih .
hasil
: ibu mengerti dan bersedia melakukannnya.
9. Menjelaskan
kepada ibu untuk tidak perlu khawatir jahitan luka perineum lepas pada saat BAB
Hasil
: ibu mengerti
10. Menganjurkan
ibu untuk kontrol 1 minggu lagi , atau jika sewaktu-waktu ada keluhan .
Hasil
: ibu bersedia kontrol 1 minggu lagi atau jika sewaktu-waktu ada keluhan .
Semarang
, januari 2013
Pembimbing
klinik Praktikan
Siti
Syamsiyah , Am.Keb Nani
Susilawati
Mengetahui
Pembimbing
akademik
Elisa
Ulfiana , S.SiT.M.Kes
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah
penulis mengkaji melakukan analisa dan melakukan planning, maka penulis
mengemukakan bahwa :
1.
Pengkajian
Penulis melakukan
pengkajian baik dengan melakukan anamnesa dan pemeriksaan klinik
untuk mendapatkan data yang lengkap.
2.
Analisa
Analisa ditegakkan
sesuai dengan pengkajian yang telah dilakukan.
3.
Planning
Planning yang telah
dilakukan diberikan pada 3 hari post partum normal diantaranya :
a. Menjelaskan
kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa tekanan darah 120/80 mmHg , Nadi : 84x/menit
, RR : 20x/menit , Hb 11 gr% , protein urine +1 ,pengeluaran pervaginam lochea
rubra .
Hasil : ibu
mengerti
b. Memberi
informasi kepada ibu tentang involusi dan pengeluaran lochea
Hasil : ibu
mengerti tentang invoousi dan engeluaran lochea
c. Memberikan
pendidikan kesehatan ASI Eksklusif dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif
H
: Ibu mengerti dan akan mencoba memberikan ASI eksklusif
d. Menganjurkan
ibu untuk mengkonsumsi makanan yang memenuhi gizi seimbang , yaitu makan sayur-sayuran
, buah-buahan, lauk-pauk bervariasi dan minum air yang banyak minimal
8gelas/hari untuk memulihkan tenaga ibu pasca persalinan dan untuk produksi ASI
yang banyak .
Hasil
: ibu mengerti tentang nutrisi ibu nifas .
e. menganjurkan
ibu untuk mobilisasi dini , yang bertujuan untuk mempercepat ambulasi ,
melancarkan peredaran darah ,melancarkan pengeluaran lochea.
Hasil
: ibu bersedia melakukan mobilisasi dini
f. menganjurkan
ibu untuk rajin membersihkan alat genetalianya untuk mencegah infeksi
hasil
: ibu bersedia melakukannya
g. menjelaskan
kepada ibu agar tidak sering memposisikan kaki dengan menggantung , karena
posisi kaki sering bisa membuat kaki oedema , jika ibu menyusui bayinya maka
letakkan alas sebagai tempat sandaran kaki agar tidak menggantung .
untuk
mengatasi oedem pada kaki , anjurkan ibu untuk kompres hangat pada kaki yang
oedema dan tidur posisi kaki lebih tinggi.
hasil
: ibu mengerti dan akan melakukannya
h. menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas berat yang membuatnya
cepat lelah agar kondisinya cepat pulih .
hasil
: ibu mengerti dan bersedia melakukannnya.
i.
Menjelaskan kepada ibu untuk tidak perlu
khawatir jahitan luka perineum lepas
pada saat BAB
Hasil
: ibu mengerti
j.
Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu
lagi , atau jika sewaktu-waktu ada keluhan .
Hasil : ibu
bersedia kontrol 1 minggu lagi atau jika sewaktu-waktu ada keluhan .
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah melakukan beberapa asuhan kebidanan kepada ibu nifas
normal, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada masa nifas 3 hari
post partum tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek semua dikerjakan
sesuai apa yang ada dalam teori yaitu mengenai hal-hal yang perlu dilakukan
setelah bersalin mengenai ibu dan bayinya.
B. Saran
1. Asuhan
kebidanan yang diberikan bidan kepada klien hendaknya sesuai dengan standart
pelayanan kebidanan.
2. Dalam
memberikan pelayanan kebidanan sebaiknya pengkajian dilakukan secara menyeluruh
sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi.
3. Pentingnya
memberikan konseling yang terus menerus tentang pendidikan kesehatan kepada
masyarakat, sehingga masyarakat dapat merubah perilaku yang kurang mendukung
terhadap kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Bagian Obstetri & Ginekologi, FK.Unpad. (1993). Obstetri,
Elstar.
Bandung.
2. Prawirohardjo,S,
(2006). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta.
3. JNKP ‑ KR. (2001). Pelatihan Asuhan Persalinan bersih
dan aman. JHPIEGO. Jakarta.
4. Doenges, Marilynn E. (2001). Rencana perawatan maternal
bayi : Pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. EGC.
Jakarta.
5. Ilmu
Kesehatan Anak Jilid 1, 1985. Bagian Ilmu Kesehatan anak FKUI.
6. Manuaba,
IBG.1998.Ilmu Kebidanan dan Kandungan . Jakarta : EGC.
7. Prawirohardjo,
Sarwono.2002. Acuan Maternal dan Neonatal. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.
8. Prawirohardjo,
Sarwono.Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
9. Rustam,
Mochtar.1998.Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC.