Halaman
Pengesahan
Laporan
Ilmiah ini disusun oleh :
Nama
: Nani Susilawati
NIM
: P17424111027
Kelas
: Regular A / Semester III
Judul
Laporan Ilmiah : “ Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal Pada Ny.U G1P0A0 Umur 25
Tahun Umur Kehamilan “
Telah
disahkan dan disetujui untuk memenuhi laporan Praktek Klinik di BPS Siti
Syamsiyah,Am.Keb
Semarang,
Januari 2013
Pembimbing
Klinik Mahasiswa
Siti
Syamsiyah,Am.Keb Nani
Susilawati
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Elisa Ulfiana,S.SiT.M.Kes
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan
merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi
persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu
maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan
dengan fasilitas yang memadai. Persalinan dibagi menjadi empat tahap penting
dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut ( Manuaba,
IG, 1999 )
Pada
persalinan terjadi perubahan fisik yaitu : ibu akan
merasa sakit pinggang, sakit perut, merasa kurang enak, capai, lesu, tidak
nyaman, tidak bisa tidur nyenyak. Dan perubahan psikis yang terjadi yaitu
merasa ketakutan sehubungan dengan diri sendiri, takut kalau terjadi bahaya
terhadap dirinya pada saat persalinan, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan
anaknya, takut yang dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu, misalnya
mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu, ketakutan karena anggapan
sendiri bahwa persalinan itu merupakan hal yang membahayakan ( Ibrahim,C,
1993 )
Survey
Demografi Kesehatan Indonesia th 2002/2003 menyebutkan bahwa saat ini Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 307/100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi ( AKB ) 20/1000 kelahiran hidup. Angka tersebut merupakan angka teringgi di kawasan
Asia Tenggara (
Pembaharuan, 2005 )
Cukup
tingginya angka tersebut dinilai dari target AKI dan AKB yang harus dicapai
pada tahun 2010 yaitu AKI 125/100.000 kelahiran hidup dan AKB 16/1000 kelahiran
hidup (Saifuddin, 2002). Penyebab utama kematian ibu dan bayi di negara yang
sedang berkembang sebagian besar adalah penyebab obstetri langsung antara lain
: perdarahan post partum ( 28% ), eklamsi ( 22% ), infeksi ( 11% ) dan
komplikasi serta keguguran ( SKRT, 2001 ). Penyebab kematian ini sebagian besar
dapat dicegah dengan adanya upaya dan perhatian yang khusus yang diwujudkan
dengan Asuhan Persalinan Normal yang berprinsip bersih, aman, nyaman, serta
pencegahan komplikasi ( JHPIEGO dan
Depkes RI, 2002 )
B. TUJUAN PENULISAN
- Tujuan
Umum
Mendapatkan
gambaran secara nyata dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam memberikan
asuhan kebidanan pada kasus persalinan melalui penerapan manajemen kebidanan
- Tujuan
Khusus
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam
melaksanakan asuhan kebidanan dengan menerapkan manajemen kebidanan khusus pada
ibu bersalin.
b. Sebagai dasar pengetahuan, ketrampilan,
perilaku untuk mengembangkan profesionalisme dalam meningkatkan mutu pelayanan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal.
c. Mengaplikasikan teori-teori dan
ketrampilan yang penulis peroleh selama mengikuti perkuliahan di kelas dan
laboratorium klinik kebidanan
d.
Mampu
menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data subyektif yang didapat dari
Ny. U ibu bersalin normal
e.
Mampu
menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data obyektif yang didapat dari Ny. U ibu bersalin normal
f.
Mampu menegakkan diagnose berdasarkan data subjektif dan data objektif
dalam assesment pada kasus Ny.U ibu bersalin normal
g.
Menyusun perencanaan, implementasi, dan mengevaluasi respon ibu
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan kepada Ny.U ibu ibu bersalin normal
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan kepada Ny.U ibu ibu bersalin normal
h.
Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan dalam bentuk catatan SOAP
C. SISTEMATIKA PENULISAN.
Sistematika dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
B. Tujuan
penulisan
C. Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Persalinan
B. Etiologi Persalinan
C. Tahapan Persalinan
D. Mekanisme Persalinan
E. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
F. Tanda-tanda Persalinan
G. Faktor yang Mempengaruhi
Persalinan
H. Lima Benang Merah
I.
Pemantauan
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
PENGERTIAN PERSALINAN
a.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup
ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Ruslum
Mochlar)
b.
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran yang cukup
bulan/hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
c.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina atau jalan
lahir ke dunia luar (Prawiroharjo,S, 1999).
d.
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hidup cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (UNPAD,1983).
e.
Persalinan adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun janin.
B.
ETIOLOGI PERSALINAN
1.
Penurunan
KadarProgesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan kerentangan otot rahim. Pada akhir kehamilan kadar progesteron
menurun sehingga timbul his.
2.
Teori Oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi
otot rahim.
3.
Ketegangan otot
Dengan majunya kehamilan makin
teregang otot rahim dan otot rahim makin rentan.
4.
Pengaruh janin
Hipofise dan kelenjar supranetral janin yang memegang
peranan penting.
5.
Teori Prastaglandin
Prastaglanin yang dihasilkan oleh desidua merupakan permulaaan terjadinyas
persalinan.
C.
TAHAPAN PERSALINAN
1.
Kala I
Dimulai adanya HIS sampai pembukaan lengkap.
Kala I terbagi dalam 2 fase :
a.
Fase Laten
Pembukaan servik berlangsung lambat à pembukaan 1-3 cm daslam
waktu 7-8 jam.
b.
Fase Aktif, dibagi dalam 3 subfase
1)
Akselerasi : berlangsung 2 jam à pembukaan 4 cm
2) Dilatasi :
berlangsung maximal 2 jam à pembukaan 9 cm
3)
Deselerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam à pembukaan 10 cm.
2.
Kala II
Disebut
kala pengeluaran , dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Tenaga
mengejari mendorong janin keluar hingga lahir.
3.
Kala III
Waktu pelepasan dan pengeluaran plasenta
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
a.
Uterus menjadi kendor.
b.
Pendarahan terutama pendarahan
yang sekonyong-konyong dan agak banyak.
c.
Tali pusat semakin memanjang.
d. Naiknya fundus uteri karena naiknya rahim.
Cara lepasnya plasenta ada
2 yaitu :
a.
Schultse
Pelepasan dimulai dari bagian tengah plasenta dan disini
terjadi hematoma retra plasenta yang selanjutnya mengangkat plasenta dari
dasarnya. Pada cara pelepasan ini tidak ada perdarahan sebelum polasenta lahir
atau sekurang-kurangnya terlepas seluruhnya. Baru setelah terlepas seluruhnya,
darah sekonyong-konyong mengalir.
b.
Duncan.
Pelepasan ini dimulai dari pinggir plasenta. Darah
mengalir keluar antara selaput janin dan dinding rahim. Jadi perdarahan sudah
ada sejak sebagian darim plasenta lepas dan terus berlangsungt sampai seluruh
plasenta lepas.
Perasat untuk mengetehui
lepasnya plasenta.
a.
Kustner.
Dengan meletakan tangan disertai tekanan pada/ diatas simfisis, tali pusat
ditegangkan, bila tali pusat masuk berarti belum lepas.
b.
Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit bila tali
pusat kembali berarti belum lepas.
c.
Strassman
Tegangan
tali pusat dan kontraksi pada fundus, bila tali puisat kembali berarti belum
lepas dan bila tali pusat tak bergetar berarti sudah lepas.
4.
Kala IV
Waktu setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post
partum.
Yang harus dilakukan pada kala IV adalah :
a.
Mengawasi perdarahan post
partum.
1)
Setelah plasenta lahir
hendaknya plasenta diperiksa dengan teliti apakah lengkap atau tidak .
2) Darah yang keluar dari jalan lahir.
3) Fundur uteri ( Fundus uteri dapat naik
karena darah dari cavum uteri tidak bisa keluar, karena terhalang oleh bekuan
darah).
4) Kontraksi rahim (Perdarahan karena atonia
uteri terjadi bila konsistensi rahim lunak, bila kontraksi rahim baik maka
perdarahan itu disebabkan perlukaan ).
5) Keadan umum ibu dan TTV ( nadi, pernafaasan, tekasnan
darah, suhu). Pemeriksaan KU
dan TTV pada 1 jam post partum dilakukan setiap 15 menit, sedangkan pada 2 jam
post partum dilakukan tiap 30 menit. Pada perdarahan di menjadi lebih cepat dan
kecil, pernafasan cepat seperti orang
sesak nafas, tekanan darah menurun, ibu pucat, berkeringat dingin, gelisah , dan akhirnya kesadaran kurang.
6)
Pengobatan perdarahan post
partum.
Masase rahim, suntikan pitogin, methergin dan pemberian
infuse.
b.
Menjahit robekan perineum
(rupture perinea)
Dibagi dalam 3 tingkat.
1)
Ruptura perinea tingkat 1 (
Ruptura perinea completa).
Yang robek hanya selaput lender dan
kulit
2)
Ruptura perinea tingkat 2
(Ruptura perinea incomplete).
Selain selaput lendir dan kulit , juga robek otot-otot
perineum keculai sfringter ani.
3)
Ruptura perinea tingkat 3
(Ruptura perinea totalis).
Selaput lendir, kulit, otot-otot perineum dan sfringter
ani rusak. Dinding rectum mungkin ikut robek.
Sebab-sebab rupture perinea
a) kepala anak terlalu cepat lahir.
b)
Anak besar
c)
Persalinan buatan
d)
Arcus pubis sempit
e)
Vagina sempit.
f)
Perineum yang kaku
g)
Posisi occipilo posterior
c.
Memeriksa bayi.
Dilakukan terutama untuk
melihat apakah ada kelainan bawaan :
1)
kepala (anencephaly,
hidrocephal, mikrocephal)
2) mulut dan bibir (cela / palatoschizis)
3)
perut (tumor, ascites)
4)
pusat (amphalocele, hernia tali
pusat)
5)
genetal((pseudo, hermaphroditismus)
6)
anus (atresia ani)
7)
tulang punggung(spina bifida,
seluran tulang belakang tidak menutup sebelah belakang)
8)
ekstrimitas (syundactili :
jari-jari berhubungan seperti kaki bebek, polydaktili : kelebihan jari )
D.
MEKANISME PERSALINAN
1. Turunnya kepala
a.
Masuknya kepala dalam PAP
1) Pada primigravida sudah
terjadi pada bulan terakhir kehamilan
2) Pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan
persalinan.
b.
Majunya kepala
1) Pada primigravida terjadi setelah kepala masuk
ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II
2) Pada
multipara majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi
bersamaan
Yang menyebabkan majunya kepala:
a.
Tekanan cairan intra uterin
b. Tekanan langsung oleh fundus pada bokong
c.
Kekuatan mengejan
d.
Melurusnya badan anak oleh
perubahan bentuk rahim
2.
Fleksi
a.
Dengan majunya kepal biasanya
fleksi juga bertambah hingga UUK jelas lebih rendah dari UUB.
b.
Fleksi ini disebabkan karena
anak didorong maju dan sebaiknya mendapat tahanan dari pinggir PAP, serviks,
dinding panggul atau dasar panggul.
3.
Putaran paksi dalam
a.
Pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan, ke
bawah simpisis.
b.
Pada presentasi belakang kepala
bagian yang terendah adalah daerah UUK dan bagian inilah yang akan memutar ke
depan ke bawah simpisis.
c.
Mutlak perlu untuk kelahiran
kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi
kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah
panggul.
d.
Tidak terjadi tersendiri,
tetapi selalu bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala
sampai ke Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul.
4.
Ekstensi/ Defleksi kepala
a.
Terjadi setelah putaran paksi
selesai dan kepala sampai di dasar panggul.
b.
Disebabkan karena sumbu jalan
lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala
harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
c.
Setelah suboksiput tertahan
pada pinggir bawah simpisis maka yang dapat maju karena kekuatan tersebut di
bagian atas yang berhadapan dengan subociput, maka lahirlah berturut-turut pada
pinggir atas perineum UUB, dahi, hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan
gerakan ekstensi.
d.
Kalau tidak terjadi ekstensi,
kepala akan tertekan pada perineum dan menembusnya.
5. PutaranPaksi Luar
Setelah kepala lahir maka kepala anak
memutar kembali kearah punggung anak torsi pada leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam
6. Ekspulsi
Setelah kepala melakukan putaran
paksi luar sesuai arah punggung dilakukan pengeluaran anak dengan gerakan
biparietal sampai tampak ¼ bahu kearah anterior dan posterior dan badan bayi
keluar dengan sangga susur.
E.
TANDA-TANDA PERMULAAN
PERSALINAN
Menurut
(Mochtar,R, 1998),sebelum terjadi persalinan sebenarnya
beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya
yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labour).Hal ini ditandai
dengan:
1. Ligtening atau setting atau dropping
Yaitu
kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida tidak begitu kelihatan.
2. Perut kelihatan lebih melebar,fundus
uterundus turun.
3. Perasaan sering atau susah kencing
(polakisuria)karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di
pinggang oleh adanya kontraksi – kontraksi lemah dari uterus kadang
disebut”false labour pains”
5. Serviks menjadi lembek, mulai
mendatar dan sekresinya bertambah biasa bercampur darah (bloody show)
F.
TANDA-TANDA PERSALINAN
- Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
- Keluar lendir bercampur darah(show) yang lebih banyak karena robekan kecil pada serviks
- Kadang –
kadang ketuban pecah dengan sendirinya
- Pada
pemeriksaan dalam serviks mendatar dan perbukaan telah ada
G.
FAKTOR YANG
MEMPERNGARUHI PERSALINAN
Menurut
(Mochtar,R, 1998) , Faktor – factor yang
berperan dalam persalinan adalah:
a. Kekuatan mendorong janin keluar (POWER)
1. His (kontraksi
uterus)
2. Kontraksi otot –
otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma
4. Ligamentous action
terutama ligamentum rotundum
b. Faktor janin (PASSANGER)
c. Faktor jalan lahir (PASSAGE)
Pada waktu partus akan
terjadi perubahan – perubahan pada uterus
serviks vagina dari dasar
panggul.
H.
LIMA BENANG MERAH
1.
Pengambilan keputusan klinik
2.
Aspek sayang ibu dan sayang
bayi
3.
Pencegahan infeksi
4.
Aspek dokumentasi
5.
Aspek rujukan
I.
PEMANTAUAN
1. KU :
berisi tentang keadaan umum pasien
2. TTV :
berisi nadi, suhu, tekanan darah, respirasi
3. His :
berapa kontraksi uterus dalam 10 menit
dan berapa lamanya
4. DJJ :
menghitung denyut jantung janin permenit
5. VU :
mengkaji vasika urinaria, apakah kosong / penuh
6. PPV :
apa yang keluar dari vagina
7. KK :
kulit ketuban apakah masih utuh atau sudah pecah
8.
Bendle Ring : Cekungan on
9. Kemajuan Pesalinan : meliputi pembukaan, penipisan, panurunan kepala.
10.
Tanda-tanda Kala II :
a.
Dorongan ingin meneran
b.
Tekanan anus
c.
Perinium menonjol
d.
Vulva Terbuka
J. MIDWIFERY
TEORY
Dalam teori
ini akan dibahas tentang manajemen kebidanan yang berkaitan dengan masa nifas.
Midwifery teory memuat konsep-konsep yang nanti dapat diterapkan dalam kasus. Suatu formulir bisa dibuat apabila ada landasan.
1.
Pengertian Bidan
Ada beberapa
pengertian bidan, antara lain :
1.
Bidan adalah
seorang (wanita) yang telah mengikuti dan menyelesaikan Program Pendidikan
Kebidanan yang diakui Pemerintah
setempat, serta lulus ujian sesuai dengan ketenyuan yang berlaku, telah
memperoleh ijazah dan terdaftar sebagai persyaratan utama untuk melakukan
praktek kebidanan.
2.
Bidan adalah
seorang yang menempuh pendidikan bidan yang diakui dinegara tempat tinggalnya
dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan serta mendapatkan ijazah untuk
memperoleh surat ijin praktek bidan. (Maye’s Midwifery,1993)
3.
Midwifery dalam bahasa inggris
yang diterjemahkan menjadi kata Bidan dalam bahasa Indonesia yang berarti
“mendampingi perempuan”. (Perawatan Maternitas,1999)
4.
Kebidanan adalah sintesa dari ilmu pengetahuan dan ketrampilan, yakni kedokteran,
keperawatan dan kesehatan masyarakat, yang melaksanakan pelayanan kesehatan
secara mandiri kepada ibu, bayi baru lahir dan anak yang pada dasarnya normal
dalam konteks keluarga, mengidentifikasi keadaan resiko tinggi, patologis atau
keadaan darurat, dengan dirujuk dan ditangani secara kolaborasi atau bibawah
pengawasan dokter.
5.
Praktek kebidanan adalah penerapan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan
kepada individu, keluarga, kelompok dam masyarakat. Bidan bertanggung jawab dan
bertanggung gugat terhadap keputusan yang dibuat dan asuhan yang diberikan.
2.
Manajemen Kebidanan
1.
Pengertian
Ada beberapa pengertian manajemen,
antara lain :
a.
Manajemen berasal dari kata
“to manage” yang berarti mengatur, mengurus, menyusun, menata, mengelola.
b.
Secara umum dapat
diartikan bekerja bersama orang-orang untuk menentukan,
menginterprstasikan dan mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan
personalia (staffing), pengarah (actuating), dan kepemimpinan (leading) serta
pengawasan (controlling)
c.
Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang
ditetapkan.
d.
OeyLiang Lee, manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan daripada sumber daya
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e.
Horold Koontz dan Cyril
O’donnel, manajemen adalah suatu usaha untuk
mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
f.
Encyclopedia Americana, pencapaian sasaran organisasi terjadi melalui
penggunaan menusia (man), bahan produksi (materials), dan mesin (machines).
Dari beberapa pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa manajemen kebidanan merupakan proses koordinasi
berbagai sumberdaya organisasi (man, money, materials, metode dan machines).
Manajemen
kebidanan merupakan metode yang berbentuk
proses, rangkaian tahap-tahap pelaksanaannya mempunyai hubungan yang
berkesinambungan dan terus-menerus. Manajemen kebidanan membantu proses berpikir bidan di dalam melaksanakan
asuhan dan pelayanan kebidanan. Metode pendekatan digunakan untuk mendalami
permasalahannya serta akhirnya mengambil langkah pemecahannya. (Pusdiknakes,
2001)
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian,
analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. (PP
IBI, 2001)
Proses manajemen adalah proses problem solving / pemecahan masalah. Dalam
proses tersebut digunakan metode mengorganisasikan pikiran dan
tindakan-tindakan dengan urutan yang logis agar diperoleh manfaat bagi pasien
maupun penyelenggara layanan kesehatan. Proses manajemen menguraikan perilaku
apa yang diharapkan dari pemberi asuhan. Hal ini jelas-jelas menunjukkan tidak
hanya proses berfikir dan tindakan yang dilakukan, tetapi juga perilaku yang
harus dicapai dalam setiap langkah agar diperoleh layanan pasien yang aman dan
lengkap / komprehensif. (Varney, 1997)
Proses manajemen menurut Varney terdiri atas 7
langkah berurutan, setiap langkah disempurnakan secara periodik. Ketujuh
langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam
semua situasi. Tetapi setiap langkah dapat dipecah menjadi langkah-langkah
tertentu dan bisa diubah sesuai kondisi pasien.
2.
Langkah Manajemen Kebidanan
Proses manajemen terdiri atas 7 langkah berurutan, membentuk kerangka
lengkap yang dapat diaplikasikan dalam semua situasi. Tetapi
langkah tersebut dapat dirubah sesuai keadaan pasien.
1)
Pengkajian
Yaitu mengumpulkan semua data tang diperlukan secara
sistematis untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap, meliputi :
a)
Anamnesa
(1)
Identitas Pasien
Nama
|
: untuk
mengetahui / mengenal pasien.
|
Umur
|
:
untuk mengetahui faktor resiko.
|
Alamat
|
: untuk
mengetahui lingkungan tempat tinggal.
|
Pendidikan
|
: untuk mengetahui tingkat
pendidikan yang nantinya penting dalam
memberikan penkes kepada pasien.
|
Pekerjaan
|
: untuk
mengetahui keadaan sosial ekonomi.
|
Agama
|
: berguna untuk memberikan motivasi
pasien disesuaikan dengan agamanya.
|
Suku bangsa
|
:
berguna untuk mengetahui faktor pembawaan / ras.
|
Penanggung jawab
|
: untuk mengetahui latar
belakang keluarga apakah wanita tersebut telah menikah / belum, cerai dengan
suami, atau suami meninggal.
|
(2)
Alasan Datang
Untuk
mengetahui alasan pasien datang.
(3)
Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan
atau saat pasien datang berhunbungan dengan kehamilannya.
(4)
Riwayat Penyakit Ibu dan
Keluarga
Hal ini penting untuk melihat kemungkinan adanya
penyakit-penyakit yang menyertai dan yang dapat mempengaruhi kehamilannya,
terutama ditanyakan mengenai penyakit jantung, diabetes mellitus, hipertensi,
malaria, PMS, dan HIV AIDS. Data tersebut akan bermanfaat terhadap penanganan ibu
selanjutnya. Penyakit yang dapat menyertai kehamilan baik penyakit dari ibu
maupun dari keluarga yang kemungkinan dicurigai.
(5)
Riwayat Operasi / Trauma
Apakah pernah mengalami operasi / trauma, mengetahui
jenis pembedahan dan penyakit yang diangkat.
(6)
Riwayat Haid
Informasi mengenai haid sangat penting untuk
memperhitungkan usia kehamilan dan perkiraan persalinannya.
(7)
Riwayat Obstetri
Berguna untuk mengetahui hamil berapa kali, bersalin,
dan abortus.
(8)
Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mendeteksi komplikasi, ketidaknyamanan dan keluhan
terhadap kehamilan yang dialami wanita sejak periode HPHT.
(9)
Riwayat ANC
Mengetahui keadaan janin dan ibu, memonitor
perkembangan, kelainan, keluhan-keluhan, pemberian tablet Fe, dan kekebalan ibu
terhadap tetanus.
(10)
Riwayat Persalinan Terdahulu
Untuk mengetahui riwayat persalinan, penolong
persalinan, keadaan bayi, berat badan lahir, perdarahan, ada kelainan atau
penyulit waktu persalinan.
(11)
Riwayat Perkawinan
Dari riwayat Perkawinan dapat diketahui berapa kali
menikah dan lama perkawinan yang berkaitan dengan kesuburan.
(12)
Riwayat KB
Berhubungan dengan hormonal / tidak, gangguan pada
panggul yaitu Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dan mengetahui perencanaan
keluarga terhadap kehamilan dan kesejahteraan.
b)
Pemeriksaan Fisik
(1) Pemeriksaan Umum
Pemeriksaaan mencakup :
(a) Mengukur tinggi dan berat badan ibu
Berguna untuk
mengetahui resiko yang diakibatkan tinggi dan berat badan yang berpengaruh pada
kehamilan dan persalinan.
(b) Memeriksa kemungkinan adanya kelainan pada organ tubuh
Apabila diduga
terdapat kelainan / penyakit tersebut, pasien perlu dirujuk untuk mendapatkan
penanganan yang lebih lanjut.
(c) Mengukur tekanan darah
Kenaikan tekanan
darah harus diwaspadai karena merupakan salah satu gejala pre-eklampsia.
(d) Memeriksa oedema
Oedema positif
pada tungkai dapat menandakan adanya pre-eklampsia.
(2)
Periksa Pandang (Inspeksi)
Inspeksi keadaan umum dan inspeksi dari kepala sampai ekstremitas
bawah untuk menemukan kelainan atau temuan bermakna.
(3)
Periksa Raba (Palpasi)
Dari periksa raba dapat ditentukan :
a)
Usia kehamilan
b)
Bagian-bagian janin dalam rahim
c)
Letak janin dalam rahim
d)
Sampai
dimana bagian terdepan janin masuk dalam panggul
e)
Ada
atau tidaknya keseimbangan antara ukuran kepala janin dengan panggul
f)
Janin tunggal atau tidak
LEOPOLD
I : untuk
menentukan tuanya kehamilan dan bagian janin yang terdapat di daerah fundus
uteri.
LEOPOLD
II : untuk
mengumpulkan letak punggung janin (pada
letak membujur).
LEOPOLD III :
untuk menyimpulkan bagian janin
yang berada di bawah rahim.
LEOPOLD IV :
untuk mengetahui apakah
bagian terdepan janin sudah masuk pintu
atas panggul (PAP) atau belum.
(4)
Periksa Dengar (Auskultasi)
Periksa dengar bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya denyut
jantung janin (DJJ), frekuensi dan keteraturannya, sehingga periksa dengar
lebih cenderung digunakan untuk mengkaji kesejahteraan janin. Selain untuk
menentukan adanya kehamilan dan janin hidup, dari daerah didapatnya DJJ, dapat
pula ditentukan letak janin.
(5)
Pemeriksaan Dalam
Untuk mendapatkan informasi penting tentang obstetrik dan
ginekologik, antara lain :
a. Uterus : ukuran uterus dalam minggu,
bentuk, posisi, lunak atau keras, dan
lokasi uterus.
b. Keadaan serviks : apakah membuka, menutup,
lunak, keras, tipis, tebal, posisi depan atau belakang, dan mengetahui kemajuan
pembukaan.
c. Panggul : apakah luas atau sempit.
d.
Keadaan jalan lahir.
c)
Pemeriksaan Penunjang /
Laboratorium
(1)
Pemeriksaan Urin
a)
Pemeriksaan protein dalam urine
Untuk mengetahui ada atau tidaknya
protein dalam urine. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk menegakkan
diagnosa atau mendeteksi faktor resiko ibu hamil.
b)
Pemeriksaan gula urine
Untuk mengetahui apakah
pasien menderita diabetes mellitus atau tidak.
(2)
Pemeriksaan darah
Dalam hal ini adalah pemeriksaan Hb Sahli yaitu untuk
mengetahui apakah ibu menderita anemia.
2)
Identifikasi terhadap masalah, diagnosa dan kebutuhan
Masalah
adalah suatu persoalan yang dirasakan, bersumber dari pasien dan pasien
merasakan lah tersebut perlu diselesaikan. Masalah berkaitan dengan pengetahuan
pasien tentang diri, kesehatan dan perilaku yang harus dilakukannya.
Kebutuhan
adalah sesuatu yang dibutuhkan pemecahan/penyelesaiannya dilihat dari pandangan
bidan.
Diagnosa
kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Standar
nomenklatur diagnosa kebidanan:
1) diakui dan telah disyahkan oleh profesi
2)
berhubungan langsung dengan
praktek kebidanan
3)
memiliki ciri khas kebidanan
4)
Didukung oleh klinikal jud
gement dalam lingkup praktek kebidanan
5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan
manajemen kebidanan
3)
Identifikasi diagnosa
atau masalah potensial
Langkah ini berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa terbaru dan memerlukan antisipasi, pencegahan bila
memungkinkan, mengamati dan bersiap-siap bila terjadi hal-hal yang
diantisipasi.
4)
Identifikasi kebutuhan
tindakan segera
Langkah IV ada data yang
mengindikasikan situasi gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
keselamatan jiwa ibu/bayi.
5)
Merencanakan asuhan
menyeluruh
Ditentukan langkah-langkah sebelumnya atau lanjutan dalam
masalah / diagnosa yang telah diidentifikasi, direncanakan tindakan-tindakan
yang akan dilaksanakan secara menyeluruh.
Contoh : - Beri penjelasan tentang posisi yang nyaman
untuk persalinan.
- Beri penjelasan tentang mengurangi rasa nyeri.
6)
Melaksanakan rencana
asuhan
Yaitu pelaksanaan rencana asuhan
menyeluruh atau pelaksanaan dari langkah 5. jika bidan tidak dapat melaksanakan
sendiri, ia tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya kepada
team yang lain.
Contoh : - Memberikan penjelasan tentang posisi yang
nyaman untuk persalinan.
- Memberikan penjelasan tentang mengurangi rasa
nyeri.
7)
Evaluasi
Yaitu pelaksanaan rencana asuhan
menyeluruh atau pelaksanaan dari langkah 5. jika bidan tidak dapat melaksanakan
sendiri, ia tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya kepada
team yang lain.
Contoh
: - Memberikan penjelasan tentang posisi yang nyaman untuk persalinan.
- Memberikan penjelasan tentang mengurangi rasa nyeri.
Konsep dan Prinsip Manajemen Kebidanan
Kiat Manajemen kebidanan :
a.
Identifikasi dan analisis
masalah yang mencakup pengumpulan data subjektif dan objektif dan analisis dari
data yang dikumpulkan.
b.
Perumusan (diagnosa), masalah
utama, masalah yang mungkin akan timbul, serta penentuan perlunya konsultasi,
kolaborasi, dan rujukan.
c.
Penyusunan rencana tindakan
sesuai atau berdasarkan hasil perumusan diagnosa atau masalah baik yang aktual
maupun yang potensial.
d.
Pelaksanaan tindakan kebidanan
sesuai dengan kewenangannya.
e.
Evaluasi hasil tindakan, hasil
evaluasi ini digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan tindakan kebidanan
yang telah dilakukan dan sebagai bahan untuk lebih lanjut.
3.
Peran dan Fungsi Bidan
Peran dan
fungsi bidan terbagi menjadi 4, yaitu :
a.
Sebagai Pelaksana
Mempunyai 3 kategori tugas, yaitu :
a.
Tugas mandiri :
1.
Menerapkan manajemen kebidanan
pada setiap asuhan kebidanan
2.
Memberikan pelayanan dasar pada
anak remaja dan wanita pra-nikah dengan melibatkan klien.
3. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien
selama kehamilan normal.
4. Memberikan asuhan kebidanan pada klien
dalam masa persalinan dengan melibatkan klien dan keluarga.
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir.
6. Memberikan asuhan kebidanan pada klien
dalam masa nifas dengan melibatkan klien dan keluarga.
7. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita
usia subur (WUS) yang membutuhkan pelayanan KB.
8. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita
dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan
menopause.
9.
Memberikan asuhan kebidanan
pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.
b.
Tugas
Kolaborasi/kerjasama :
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap
asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam
masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan
keluarga.
4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam
masa nifas dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan
keluarga.
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir (BBL) dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta keadaan
kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga.
6. Memberikan asuhan kebidanan pada balita
dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta Memberikan asuhan
kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan
kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga.
c.
Tugas ketergantungan/merujuk
1.
Menerapkan manajemen kebidanan
pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan
keluarga.
2. Memberikan asuhan kebidanan melalui
konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
kegawatdaruratan.
3. Memberikan asuhan kebidanan melalui
konsultasi dan rujukan pada ibu pada masa persalinan dengan penyulit tertentu
dengan melibatkan klien dan keluarga.
4. Memberikan asuhan kebidanan melalui
konsultasi dan rujukan pada ibu pada masa nifas dengan penyulit tertentu dengan
melibatkan klien dan keluarga.
5.
Memberikan asuhan kebidanan
melalui konsultasi dan rujukan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dengan melibatkan klien dan
keluarga.
6.
Memberikan asuhan kebidanan
melalui konsultasi dan rujukan pada balita dengan kelainan tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
b.
Sebagai pengelola
1.
Mengembangkan pelayanan dasar
kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok
khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien.
2.
Berpartisipasi dalam tim untuk
melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui
peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain
yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
c.
Sebagai pendidik
1.
Memberikan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
tentang penanggualangan masalah kesehatan melalui KIA dan KB.
2.
Melatih dan membimbing
kader termasuk siswa bidan dan perawat serta membina dukun di wilayah kerjanya.
d.
Sebagai
peneliti/investigator
Melakukan investigasi / penelitian
terapan dalam bidang kesehatan secara mandiri / kelompok.
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi
yang akan dilakukan.
b.
Menyusun rencana kerja
pelatihan.
c.
Melaksanakan investigasi sesuai
rencana.
d.
Mengolah dan
menginterpretasikan data hasil investigasi.
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan
tindak lanjut.
f.
Memamfaatkan
hasil untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja / pelayanan kesehatan.
4.
Kompetensi dalam
Melaksanakan Asuhan Kebidanan
Pada
umumnya, bidan memberikan pelayanan kesehatan kepada wanita beresiko rendah
meliputi penapisan dan pendidikan, asuhan bayi baru lahir (asuhan antenatal,
intrapartum dan bayi baru lahir), KB, dibeberapa negara hakl ini merupakan
asuhan primer rutin. Komponen asuhan kebidanan di Indonesia digariskan dalam
“komponen bidan di Indonesia”. Komponen tersebut difokuskan pada seputar
kehamilan dan kelahiran.
Yang
dimaksud kompetensi bidan dalam dokumentasi ini meliputi pengetahuan
(knowledge), ketarampilan (skill) dan perilaku (atitude) yang harus dimiliki
oleh bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan secara aman dan bertanggung
jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Kompetensi tersebut
dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu kompetensi inti / dasar merupakan
kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan, kompetensi
tambahan/lanjutan merupakan pengembangan dari pengetahuan dan ketrampilan dasar
untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan/kebutuhan masyarakat yang
sangat dinamis serta perkembangan IPTEK. Yang termasuk dalam asuhan kebidanan
ini adalah :
1.
Pengawasan pelayanan kesehatan
masyarakat di posyandu (tindakan dan pencegahan)
2.
Penyuluhan dan pendidikan
kesehatan reproduksi wanita
3. Keluarga dan masyarakat termasuk persiapan
menjadi orang tua
4.
Menentukan pemilihan KB
5. deteksi dini kondisi abnormal pada ibu dan
bayi
6.
Usaha memperoleh pelayanan
khusus bila diperlukan (konsultasi/rujukan), dan
7.
Pelaksanaan pertolongan
kegawat-daruratan primer dan sekunder ketika tidak ada pertolongan medis.
5.
Dokumentasi
Dalam
kebidanan, metode yang digunakan untuk pendokumentasian asuhan kebidanan adalah
dengan menggunakan metode SOAP. Yang intinya adalah proses pemikiran dan
penatalaksanaan kebidanan yang dipakai untuk mendokumentasikan asuhan kepada
pasien sebagai catatan kemajuan. Alasan SOAP digunakan untuk pendokumentasian :
1.
Pendokeumentasian SOAP
merupakan kemajuan informasi yang sistematis, yang mengorganisir penemuan dan
kesimpulan menjadi suatu rencana asuhan.
2. Metode ini merupakan penyaringan intisari
dari proses penatalaksanaan asuhan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan
pendokumentasian asuhan.
3. SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat
membantu dalam mengorganisir pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh.
4. SOAP adalah catatan yang bersifat
sederhana, jelas, logis, dan tertulis.
Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap
kali ada pasien. Selama masa antepartum bidan dapat menuliskan satu catatan
SOAP untuk setiap kali kunjungan
.
SOAP
S
(Subjektif) : Apa yang dikatakan
klien.
O (Objektif)
: Apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan
pemeriksaan / hasil laboratorium.
A (Analisa) :
Kesimpulan yang dibuat dari data-data subjektif dan objektif.
P (Planning) : Apa yang akan dilakukan berdasarkan gasil
pengevaluasian tersebut di atas
Alasan SOAP dipakai dalam pendokumentasian :
1.
Pendokumentasian metoda SOAP
merupakan kemajuan informasi yang sistematis yang mengorganisir penemuan dan
kesimpulan menjadi suatu rencana.
2. Metode ini merupakan penyaringan intisari
dari proses penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan
pendokumentasian asuhan.
3. SOAP merupakan urut-urutan yang dapat
membantu dalam mengorganisir pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh. SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN NORMAL
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 25 Januari 2013
Jam : 01.00 WIB
Tempat : BPS Siti Syamsiyah,
Am.Keb
II. IDENTITAS PASIEN :
Identitas Pasien
|
Penanggung Jawab
|
Status : Suami
|
|
Nama : Ny. U
|
Nama : Tn. J
|
Umur : 25 tahun
|
Umur : 26 tahun
|
Agama : Islam
|
Agama : Islam
|
Pendidikan : SMA
|
Pendidikan : SMA
|
Pekerjaan : Swasta
|
Pekerjaan : Swasta
|
Alamat : RT 3 RW 1 NGELOSARI
|
Alamat : RT 3 RW 1 NGELOSARI
|
III.
DATA SUBYEKTIF
1.
Alasan Datang :
Ibu merasakan kencang – kencang
seperti hendak melahirkan
Keluhan Utama :
Ibu mengeluh
kenceng-kenceng sering dan teratur sejak jam 14.00 WIB dan mengeluarkan lender darah sejak jam 19.30 WIB.
2.
Tanda-tanda Persalinan
Kontraksi : Sering
dan adekuat
Frekuensi : 3x dalam 10
menit selama 19 detik.
Lokasi
ketidaknyamanan : perut bagian bawah
menjalar ke punggung
PPV : keluar lendir darah, air ketuban belum keluar
3.
Riwayat Kesehatan
Sekarang
|
:Ibu menyatakan tidak sedang menderita suatu penyakit dan tidak sedang menjalani
pengobatan tertentu.
|
Dahulu
|
:Ibu
menyatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, hepatitis,
malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/AIDS.
|
Keluarga
|
:Ibu menyatakan dalam
keluarga tidak ada ada yang pernah menderita penyakit jantung, hipertensi,
hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/AIDS.
|
4.
Riwayat Obstetri
a)
Riwayat Haid :
Menarche :13 tahun
Siklus :30 hari
Lama :8 hari
Banyak : 3 x ganti pembalut / hari (penuh)
Disminorhe: tidak
b)
Riwayat Kehamilan persalinan
yang lalu
Ini merupakan
kehamilan pertama ibu
c)
Riwayat perkawinan
Ibu menyatakan menikah 1 kali menikah pada usia 23 th selama ± 2 tahun,
status pernikahan sah.
d)
Riwayat KB
Ibu menyatakan
belum pernah menggunakan kontrasepsi.
e)
Riwayat Kehamilan sekarang
G1 P0 A0 Umur
kehamilan 38 minggu
HPHT : 3 Mei 2012
HPL : 10 Februari 2013
ANC : 6 X di bidan
TT : 3x dibidan
Fe : 90 tablet
Minum jamu/obat: ibu tidak pernah minum jamu dan tidak memiliki kebiasaan
minum obat diluar resep dokter
Gerak janin: sudah dirasakan sejak umur kehimilan 18 bulan, sampai sekarang masih dirasakan >10x dalam sehari.
5.
Pola Pemenuhan kebutuhan
sehari-hari
- Pola Nutrisi
Makan terakhir jam 22.30 WIB porsi sedang dengan menú nasi, lauk, sayur, minum air putih.
Minum terakhir jam 22.30 WIB dengan
air teh hangat.
Keluhan : Ibu merasa malas makan tetapi tetap dipaksakan
untuk makan.
- Pola Aktivitas
Ibu bekerja sebagai karyawan swasta, menginjak usia kehamilan ke-9 ibu
sudah cuti,ibu hanya melakukan pekerjaan rumah tangga dibantu oleh suami.
Keluhan : Ibu merasa lemas
- Pola Eliminasi
BAB terakhir
jam 18.30 WIB
BAK terakhir jam 19.00 WIB
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
- Pola istirahat dan tidur
Tidur malam ± 6 jam sehari,
Tidur siang 2jam / hari
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
- Pola hygiene
Ibu mandi 2x sehari, gosok
gigi 2x sehari, keramas 3x seminggu, ganti pakaian bersih 2x sehari.
Mandi terkhir jam 17.00 WIB.
Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
- Psiko, social, culture :
Ibu dan keluarga sangat mengharapkan persalinan
berjalan lancar dan berharap anaknya lahir dengan selamat dan sehat. Ibu ditunggu oleh suami dan
mertuanya, tidak ada mitos-mitos
tertentu mengenai pesalinan di lingkungan ibu tinggal.
6.
Tingkat Pengetahuan pasien :
Ibu merasa cemas dan takut menghadapi persalinan mengingat ini adalah
kehamilan yang pertama.
IV.
DATA OBYEKTIF
1.
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran :Composmentis
2.
Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 78x / menit
T : 36 0C
RR : 22 x / menit
3.
Status present
Kepala : Mesochephal, kulit kepala
bersih, rambut hitam dan tidak mudah
dicabut.
Muka : tidak oedema.
Mata :
simetris ,Conjungtiva merah, sklera bersih.
Hidung : Simetris, tidak ada
sekret, tidak ada polip.
Mulut :simetris,Tidak ada caries,
tidak ada stomatitis,mukosa bibir lembab.
Telinga :
Simetris, tidak
ada serumen,tidak ada lesi.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, ictus cordis tak tampak , tidak ada wheezing
Ketiak :
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen :
tidak ada pembesaran hati dan limfe.
Lipat paha :
Tidak ada pembesaran kelenjar inguinalis.
Vulva :Tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak
ada infeksi.
Ekstremitas : Simetris, tidak ada oedeme dan tidak ada varises pada tangan dan kaki.
Punggung :
Normal, tidak ada kelainan
Anus :
Tidak ada hemoroid
4.
Status Obstetrikus
Muka :Tidak
ada cloasma gravidarum
Mamae :Tegang, putting susu menonjol, hiperpigmentasi
areola mamae, bila ditekan keluar kolostrum.
Abdomen :Membesar sesuai usia kehamilan, ada striae gravidarum,
tidak ada luka bekas operasi
Vulva :Tidak ada oedeme, tidak ada varises,pengeluaran pervaginam :lendir darah.
5.
Pemeriksaan Leopold
Leoplod I : TFU 3 jari di bawah prosesus xypoideus, Bagian atas teraba 1
bagian bulat lunak tidak melenting (bokong)
Leoplod II : Bagian kanan teraba tahanan memanjang (puka)
Bagian
kiri teraba bagian kecil-kecil janin.
Leoplod III : Bagian bawah teraba 1 bagian bulat keras,
melenting, sudah
tidak
bisa digoyang.
Leoplod IV : sudah masuk PAP, penurunan kepala 4/5
TFU : 33 cm
TBJ : (33-11)x155 = 3410gram
6.
DJJ : 132 x / menit , teratur
7.
Reflek
patella : + / +
8.
Pemeriksaan
Dalam: Tgl/jam : 25 Januari 2013 / Jam 01.00 WIB
Vulva dan vagina : tidak ada benjolan
Serviks
:
-
keadaan : lunak,tidak oedema
-
pembukaan : 5 cm
- Effacement : 50%
Kulit
ketuban : utuh
Presentasi : belakang kepala
POD (Point Of
Direction): ubun-ubun kecil belakang
kepala.
9.
Pemeriksaan
Penunjang :
ü Hb : 12gr%
V.
ANALISA
Ny. U G1P0A0 umur 25 tahun hamil 38 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, letak membujur ,preskep, puka
, inpartu kala I fase aktif.
VI.
PLANNING
1.
Memberitahu ibu bahwa keadaan
ibu dan janin sehat, pembukaan serviks baru 5 cm.
Hasil : Ibu mengerti kondisinya, dengan ditunjukkan dengan ekspresi wajah
yang gembira.
2.
Menganjurkan ibu untuk
berjalan-jalan, apabila ibu sudah tidak kuat menahan rasa mules ibu dianjurkan
untuk berbaring miring ke kiri.
Hasil : Ibu berbaring miring ke kiri.
3.
Menganjurkan ibu untuk makan
dan minum
Hasil : Ibu bersedia minum teh hangat, tetapi tidak
ingin makan.
4.
Mempersiapkan
partus set
H : partus set telah siap
5. Melakukan pengawasan 10
Jam
|
KU
|
TD
|
T
|
N
|
RR
|
DJJ
|
HIS
|
PPV
|
BR
|
Tanda kala II
|
01.00
|
Baik
|
120/80mmHg
|
37°C
|
84x/mnt
|
22x/mnt
|
132x/mnt
|
3x/10mnt,slm 19”
|
Lendir darah
|
-
|
|
01.30
|
Baik
|
80x/mnt
|
20x/mnt
|
142x/mnt
|
4x/10mnt,slm 35”
|
Lendir darah
|
-
|
|||
02.00
|
Baik
|
82x/mnt
|
23x/mnt
|
142x/mnt
|
4x/10mnt,slm 35”
|
Lendir darah
|
-
|
|||
02.30
|
Baik
|
82x/mnt
|
23x/mnt
|
142x/mnt
|
4x/10mnt,slm 40”
|
Lendir darah
|
-
|
|||
03.00
|
Baik
|
36,6°C
|
82x/mnt
|
24x/mnt
|
140x/mnt
|
4x/10mnt,slm 45”
|
Lendir darah
|
-
|
||
03.30
|
Baik
|
84x/mnt
|
20x/mnt
|
140x/mnt
|
4x/10mnt,slm 45”
|
Lendir darah
|
-
|
|||
04.00
|
Baik
|
84x/mnt
|
22x/mnt
|
130x/mnt
|
4x/10mnt,slm 50”
|
Lendir darah
|
-
|
|||
04.35
|
Baik
|
84x/mnt
|
23x/mnt
|
128x/mnt
|
5x/10mnt,slm 45”
|
Lendir darah
|
-
|
|||
05.00
|
Baik
|
120/80mmHg
|
36,7°C
|
82x/mnt
|
22x/mnt
|
130x/mnt
|
5x/10mnt,slm45”
|
Lendir darah
|
-
|
Ibu ingin meneran
|
PENGKAJIAN KALA II
TANGGAL :
25 Januari 2013
JAM :
05.00 WIB
S : Ibu menyatakan ingin mengejan seperti BAB
,kenceng-kenceng semakin sering dan adekuat , bertambah sakit
O :
TD : 120 / 80 mmHg
Nadi : 88 x / menit
Suhu : 367ºC
RR : 23 x / menit
|
His : 5 x / 10 menit 45 detik
Pembukaan 10 cm, penurunan kepala hodge IV 1/5
Efficement : 100%
Selaput ketuban pecah dengan keadaan jernih,bau khas
tidak ada molase
PPV : lendir dan darah
|
A : Ny. U G1P0A0 umur
25 tahun, hamil 38 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, letak membujur,
preskep, puka, inpartu kala II
P : - Memberitahu ibu bahwa pembukaan telah lengkap
H : ibu mengetahui
pembukaan sudah lengkap
- Memastikan dan mengawasi tanda gejala kala II : doran,teknus,perjol,vulka.
H : Sudah muncul tanda
gejala kala II
- Meletakkan alat partus ke dekat ibu.
H : alat partus telah berada di dekat
ibu.
-
Menyiapkan
diri,penolong memakai celemek,mencuci tangan,memakai handscoon
H : penolong telah siap
-
Membersihkan
vulva dan perineum , melakukan periksa dalam , menyelupkan handscoon,mendengar
DJJ
H : Vulva dan perineum sudah bersih ,
pembukaan sudah lengkap ,handscoon telah dicelupkan dalam larutan clorin 0,5% ,
DJJ 144x/menit
-
Meminta
keluarga untuk mendampingi ibu dan membantu mengatur posisi ibu litothomi
H :keluarga bersedia
mendampingi ibu dan ibu telah siap dalam posisi yang sesuai
-
Membimbing
ibu untuk meneran yaitu saat ada kontraksi.
H : Ibu mengerti dan
kooperatif
-
Menganjurkan
ibu minum saat tidak ada his.
H : Ibu bersedia minum teh hangat 1/2
gelas.
-
Meletakkan
handuk diatas perut ibu dan kain bersih
H
: Handuk dan kain telah terpasang
-
Membuka
partus set dan memakai handscoon
H : handscoon sudah terpakai
-
Menolong
persalinan dengan cara melindungi perineum dan kepala bayi, cek lilitan tali
pusat, menunggu putaran paksi luar, mengeluarkan bahu bayi secara biparietal,
menyangga bahu, menyusuri badan bayi dan meletakkan di perut ibu.
H : Bayi lahir
spontan Jam 05.30 WIB, jenis kelamin perempuan, BB 3100gram, PB:48cm , LK: 34cm
, LD:32cm , APGAR SKOR 8-9-10.
-
Mengeringkan
dan menghangatkan bayi
H :
Bayi telah kering dan hangat
-
Memotong tali
pusat dan mengikat tali pusat lalu meletakkan di dada ibu untuk melakukan
inisiasi menyusu dini dengan skin to skin dan menyelimuti bayi dan juga ibu
H : Tali pusat
sudah dipotong dan di ikat, bayi melakukan IMD dari jam 05.30 WIB sampai jam
07.00 WIB baru menemukan puting susu ibu dan menyusu selama 10 menit.
PENGKAJIAN KALA III
TANGGAL : 25 Januari 2013
JAM :
05.30 WIB
S : Ibu
merasa lega karena bayinya telah lahir
jam 05.30 WIB dengan selamat.
O : - Bayi
lahir spontan
- Jenis
Kelamin perempuan
- BB
3100 gram
- PB
48 cm
- APGAR
score 8-9-10
- Kontraksi
uterus baik
- TFU
2 jari di atas pusat
- Plasenta
belum lahir
- Perdarahan
30 cc.
A : Ny.
U PIA0 umur 22 tahun, in partu kala III
P : - Memastikan janin tunggal melalui palpasi.
H : Tidak teraba
adanya janin ke dua.
- Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan oksitosin untuk
membantu pengeluaran plasenta dan mencegah perdarahan
H : Ibu bersedia,
oksitosin telah disuntikkan 1/3 paha atas lateral 10 IU secara IM
- Memindahkan klem 5-10cm dari vulva, memeriksa pelepasan
plasenta
H : Tanda lepasnya
plasenta sudah terlihat
- Melakukan dorso cranial pada saat kontraksi dan melakukan PTT
H : Plasenta lahir spontan
pukul 05.40 WIB.
- Melakukan
masasse uterus.
H : Uterus teraba keras,
kontraksi baik.
- Melakukan
pemeriksaan plasenta, selaput ketuban, dan tali pusat.
H : Kotiledon lengkap, diameter
plasenta 22 cm, tebal 2 cm, berat plasenta 500 gram, chorion dan amnion
lengkap, tali pusat normal, panjang tali pusat 50 cm.
-
Memeriksa
laserasi
H : tidak ada laserasi
-
Mengevaluasi
kontraksi uterus
H : kontraksi
uterus baik
-
Mengajarkan
ibu dan keluarga masase uterus
H : ibu
dan keluarga dapat melakukan masase uterus
-
Memeriksa
jumlah perdarahan
H :
jumlah perdarahan ± 150 cc
PENGKAJIAN KALA IV
TANGGAL : 25 Juli 2009
JAM :
05.40 WIB
S : - Ibu mengatakan masih mulas
O : - Kontraksi
baik
- KU
: Cukup
- TD
: 110/70mmHg
- N
: 82x/menit
- RR
: 23x/menit
- Kandung
kemih : kosong
- Tidak
ada perdarahan abnormal
- TFU
2 jari dibawah pusat
A : Ny.
U PIA0 umur 25 tahun, in partu kala IV
P : - Evaluasi
KU ibu dan kontraksi uterus
H : kontraksi uterus baik , TFU
2 Jari dibawah pusat , KU baik
- Mengobservasi
jumlah perdarahan
H : tidak ada perdarahan
abnormal
- Mengdekontaminasikan
semua peralatan dalam larutan clorin 0,5%
H : semua peralatan telah di
dekontaminasikan
-
Membersihkan
ibu dan mengganti pakaiannya yang kotor serta membantu memakaikan pembalut
H
: Ibu sudah bersih dan merasa nyaman
-
Melakukan
pengawasan 2 jam post partum
H :
hasil pengawasan dapat dilihat pada lembar belakang partograf
- Mendokumentasikan
proses persalinan
H : Proses persalinan telah di
dokumentasikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah
melakukan asuhan persalinan kepada Ny.N dengan persalinan normal di BPS Siti
Syamsiyah,Am.Keb Pada tanggal 25 januari 2013, maka ada beberapa hal yang ingin
penulis uraikan mengenai penanganan pertolongan persalinan ini, pengkajian,
analisan dan planning yang telah penulis lakukan dapat dikemukakan bahwa :
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan oleh penulis dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik
serta pemeriksaan umum.
Pada proses pesalinannya berlangsung melalui 4 kala dengan lama:
Kala I : 8 jam
Kala I : 8 jam
Kala II : 30 jam
Kala III: 10 menit
Lama persalinan : 8
jam 40 menit
Berdasarkan teori bahwa lama persalinan bagi ibu
primipara yaitu : ± 13,5 jam tetapi pada klien berlangsung 8 jam 40 menit.Hal
ini terjadi karena kontraksi /his ibu baik sehingga kala I dan II berlangsung
lebih singkat
2. Analisa
Penulis menegakkan
diagnosa berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan.
3. Planning
Pada penanganan persalinan pada Ny.U
ini asuhan kebidanan yang dilakukan adalah metode asuhan persalinan normal (APN
) dengan 58 langkah. Selain itu dalam penanganannya tidak lupa berprinsip pada
asuhan sayang ibu yaitu dengan memperhatikan kondisi psikologi ibu bersalin
yaitu dengan mengikut sertakan keluarga ( suami, orangtua ) selama persalinan
agar ibu mendapat support dalam persalinan dan menganjurkan ibu memilih posisi
ibu yang dianggap ibu nyaman sehingga persalinan berlangsung aman dan nyaman
baik bagi klie maupun pengkaji (penolong).
Dalam memberikan asuhan kebidanan, penulis tidak mendapatkan hambatan
apapun, karena adanya kooperatif ibu selama persalinan,sehingga mempermudah
penolong untuk melakukan asuhan kebidanan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Bahwa dalam menegakkan diagnosa yang tepat
maka haruslah dilakukan pengkajian pada ibu yang akan bersalin
secara menyeluruh yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dalam dan apabila memungkinkan dilakukan pemeriksaan laboratorium.
2. Dalam memberikan asuhan kebidanan pada
proses bersalin penolong (bidan) harus memahami kondisi psikologi ibu dalam memberikan pertolongan dengan harapan persalinan berlangsung aman, nyaman,
dan bersih tanpa adanya komplikasi yang mungkin terjadi.
3. Bahwa psikologi ibu dalam bersalin
juga perlu diperhatikan yaitu dengan mengikutsertakan orang terdekat sehingga ibu mendapat support selama persalinan,karena
dengan psikologi ibu yang baik juga berpengaruh baik dengan proses
persalinan.
B.
SARAN
1. Dalam menolong persalinan agar berpedoman
pada 58 langkah asuhan persalinan normal serta tidak
mengabaikan aseptik dan antiseptik dalam penangananya lebih memperhatikan
kebutuhan klien baik fisik dan mental yaitu dengan
melakukan pengkajian menyeluruh sehinga dapat memberikan asuhan kebidanan yang
komprehensif.
2. Bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
pada persalinan hendaknya melengkapi partograf sebagai salah satu metode pendokumentasian dan pencegahan untuk terjadi komplikasi serta
penanaganan tepat dan cepat untuk langkah bila terjadi komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi, FK
UNPAD.1983. Obstetri Ginekologi. Jakarta : FKUI
JNPK-KR. 2002. .Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JHPIEGO
Manuaba,IG, 1999.
Ilmu Kebidanan Dan Penyakit Kandungan, Jakarta: ARCAN
Mochtar, R, 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologo Patologi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, S, 1999. Ilmu Kebidanan.
Jakarta : YBP-SP
Prawirohardjo, S, 2001. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP-SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar