Halaman
Pengesahan
Laporan
Ilmiah ini disusun oleh :
Nama
: Nani Susilawati
NIM
: P17424111027
Kelas
: Regular A / Semester III
Judul
Laporan Ilmiah : “ Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Normal Pada Ny.T G1P0A0 Umur 23 Tahun
Umur Kehamilan 29 Minggu “
Telah
disahkan dan disetujui untuk memenuhi laporan Praktek Klinik di BPS Siti
Syamsiyah,Am.Keb
Semarang, Januari 2013
Pembimbing
Klinik Mahasiswa
Siti
Syamsiyah,Am.Keb Nani
Susilawati
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Elisa Ulfiana,S.SiT.M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Angka kematian ibu dan bayi sampai
saat ini masih terjadi masalah utama di dunia. Menurut data yang diperoleh WHO
pada tahun 2009 AKI dan AKB yaitu Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah
mengupayakan berbagai kegiatan untuk menurunkan AKI dan AKB namun hasilnya
masih belum terlihat nyata. Salah satu upaya nyata WHO yaitu safe motherhood hanya mampu menurunkan
sebagian kecil dari tingginya AKI dan AKB di dunia (Depkes, 2008).
Sedangkan untuk data di Indonesia
cakupan K1 (akses pelayanan ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke
fasilitas kesehatan untuk mendapat pelayanan antenatal) di Indonesia tahun 2007
sebesar 83% di bawah target 100 %, dan cakupan K4 ( gambaran ibu hamil yang
telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar atau kebijakan pelayanan
antenatal) sebesar 65,90% di bawah 95% ( Depkes RI,2008).
Kehamilan merupakan mekanisme utama
dalam peristiwa kelahiran bayi, merupakan proses yang dimulai dengan konsepsi
dan berakhir dengan adanya permulaan persalinan. Persalinan adalah proses
dimana bayi, plasenta dan ketuban keluar dari rahim ibu. Ibu yang mengalami
proses kelahiran akan memasuki masa nifas. Nifas adalah masa pulih, dimana
dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti semula.
(Mochtar, 1998).
Wiknjosastro (2002) berpendapat
dalam menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi diadakan
pengawasan wanita hamil secara teratur, makin tua kehamilannya makin cepat
pemeriksaan harus diulang. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengarahan
sedikit tentang kehamilan yang sedang di kandungnya. Kualitas pemeriksaan oleh
tenaga kesehatan (bidan) yang baik diharapkan setiap ibu hamil dapat melewati
masa kehamilan yang normal tanpa komplikasi.
Memberi perawatan kepada wanita
hamil dan melibatkan orang-orang yang dekat dengannya merupakan hal yang
menarik sekaligus menantang. Untuk berbagi dan memfasilitasi pertemuan wanita
dan pasangannya ketika mereka mulai membuka diri dan mengeksplorasi perasaan
mereka adalah kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengalaman kehidupan
seseorang yang menakjubkan. Oleh karena itu, memberi perawatan untuk kehamilan
dan fokus terkait tentang cara wanita dan pasangannya mengalami kehamilan ini
harus disesuaikan dengan dengan keunikan pengalaman mereka (Varney, 2007).
Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah Ibu
hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal
ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan
pemeliharaan kesehatan Ibu hamil secara teratur dan menyeluruh,
termasuk deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan yang penting untuk
segera ditangani.
Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh Ibu hamil
ini berhubungan dengan banyak faktor. Yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing
factors) yang terwujud dalam pendidikan, jumlah anak, pendidikan suami, sikap,
umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan Ibu hamil dan sebagainya,
faktor-faktor pemungkin/pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam jarak
fisik lokasi, biaya antenatal care, fasilitas pelayanan antenatal care, waktu
tunggu dan sebagainya
Selain itu terdapat pula faktor-faktor penguat
(reinforcing factors) yang terwujud dalam perilaku petugas pelayanan antenatal
care, sikap petugas pelayanan antenatal care dan sikap tokoh masyarakat.
Dampak dari kurangnya pembinaan pemeliharaan kesehatan
Ibu hamil akan menimbulkan kerugian tidak saja pada Ibu hamil itu sendiri
tetapi juga berpengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan kemudian.
Seorang ibu hamil membutuhkan informasi
tentang kehamilannya itu baik ibu yang mengandung dan janin yang ada dalam
kandungannya. Maka perlunya pengawasan dan pendidikan yang diberikan oleh
seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Petugas kesehatan ini kemudian di
jadikan sebuah program yang di sebut Antenatal care. Program ini sebuah program
untuk mengarahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan
seorang ibu hamil agar janin nya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi
bayi.
Dan sesuai
kebijakan pemerintah untuk kesejahteraan ibu hamil maka dalam pemeriksaan
kehamilan harus sesuai (14T) menurut
taufik, 2011 yaitu Timbang
berat badan (T1), Ukur tekanan darah (T2), Ukur tinggi fundus uteri (T3),
Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4), Pemberian
imunisasi TT (T5), Pemeriksaan Hb (T6), Pemeriksaan VDRL (T7), Perawatan
payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8), Pemeliharaan tingkat
kebugaran / senam ibu hamil (T9), Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
(T10), Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11), Pemeriksaan reduksi urine
atas indikasi (T12), Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
(T13), Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14).
Dengan
menetapkan manajemen kebidanan diharapkan kondisi ibu dan janin dapat
terdeteksi secara komprehensif. Sehingga ibu dalam masa kehamilannya sampai
masa persalinan post partum tetap dalam kondisi baik. Sehingga janin dalam masa
kehamilan juga dalam kondisi baik, lahir secara normal dan tumbuh kembang
menjadi manusia yang berkualitas.
Berdasarkan
data diatas praktikan mencoba melakukan studi kasus pada Ny. T G1PoAo,
hamil 27 minggu yang dilaksanakan di BPS Siti Syamsiyah, Am.keb tanggal 23
januari 2013.
2. Tujuan
Penulisan
a.
Tujuan Umum
Menggambarkan dan melakukan asuhan
kebidanan pada ibu hamil normal Ny.T 21 G1P0A0 hamil 27 minggu di BPS Siti Syamsiyah, Am.Keb sesuai Standar Pelayanan Kebidanan dengan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP
b.
Tujuan Khusus
1) Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan
kebidanan dengan menerapkan manajemen kebidanan khusus pada ibu hamil normal.
2) Sebagai dasar knowledge/
pengetahuan, ketrampilan, pelaku adalah untuk mengembangkan profesionalisme
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan terhadap ibu hamil normal.
3) Menerapkan teori-teori dan ketrampilan yang
penulis peroleh selama mengikuti perkuliahan di kelas dan laboratorium klinik
kebidanan.
4) Mampu menggambarkan dan melakukan
pengkajian berupa data subjektif yang didapat dari Ny.T selama kehamilan
5) Mampu menggambarkan dan
melakukan pengkajian berupa data objektif Ny.T selama kehamilan.
6) Mampu menegakkan
diagnose berdasarkan data subjektif dan data objektif dalam assesment pada
kasus Ny.T selama kehamilan.
7) Menyusun perencanaan,
implementasi, dan mengevaluasi respon ibu
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan kepada Ny.T selama kehamilan.
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan kepada Ny.T selama kehamilan.
8) Mendokumentasikan hasil
tindakan asuhan dalam bentuk catatan SOAP.
3. Metodologi
Penulisan
Metodologi
dalam penulisan ini adalah deskriptif yaitu menggunakan gambaran secara garis
besar teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pengyusunan laporan ini
meliputi, methode observasi untuk
mengamati perilaku dan keadaan untuk memperoleh data tentang kesehatan pasien,
metode pemeriksaan pisik untuk memperoleh data-data. Pemeriksaan ilmiah yang
mendukung pelaksanaan studi kasus.
4.
Sistematika penulisan
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan Teori
BAB III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
KEHAMILAN
1. Definisi
kehamilan
Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari HPHT (hari pertama haid
terakhir). Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai
dari konsepsi sampai tiga bulan, trimester kedua dimulai dari bulan keempat
sampai bulan keenam, trimester tiga dimulai dari bulan ketujuh sampai bulan
kesembilan ( Prawirohardjo,
2009).
Kehamilan melibatkan perubahan fisik
maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial didalam keluarga. Jarang
seorang ahli medik tertatih yang begitu terlibat dalam kondisi yang biasanya
sehat dan normal. Mereka menghadapi sesuatu tugas yang tidak biasa dalam
memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam rencana menyambut keluarga
baru, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta
tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksanakan setiap kondisi
yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kelahiran bayi yang cukup sehat cukup bulan melalui jalan lahir
namun kadang-kadang tidak sesuai yang kita harapkan. Sulit diketahui sebelumnya
bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan
merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal
dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Dalam referensi (Prawirohardjo
2009) ditinjau dari tuanya kehamilan,
kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, antara lain.
a.
Kehamilan trimester pertama ( antara 0-12 minggu)
b.
Kehamilan trimester kedua (antara 12-28 minggu)
c.
Kehamilan trimesster ketiga ( antara 28- 40 minggu)
Dalam trimester pertama alat-alat
mulai di bentuk. Dalam trimester kedua alat-alat telah terbentuk, tetapi belum
sempurna dan viabilitas janin masih disangsikan. Janin yang dilahirkan pada
trimester ketiga telah viabele (dapat hidup) (Prawirohardjo,
2009).
Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari
kavum uteri pada kehamilan dibawah 20 minggu, disebut dengan abortus
(keguguran), bila ini terjadi dibawah 36 minggu sampai 40 minggu disebut partus
aterm (Prawirohardjo,
2009).
Pada wanita terdapat beberapa tanda/
gejala, antara lain adalah amneora (tidak dapat haid), nause (enek ) dan emesia
(muntah), mengidam (mengignginkan minuman atau makanan tertentu), pingsan mamae
menjadi tegang atau membesar, anoreksia (tidak ada nafsu makan), sering kencing
(BAK), obstipasi, pigmentasi kulit, sering kram pada kaki, epulsi, varises, dan
sering berkeringat (Prawirohardjo,
2009).
2.
Fisiologi kehamilan
Proses kehamilan dalam referensi Prawirohardjo (2009) yaitu memantapkan
mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
a.
Ovulasi
Ovulasi adalah keluarnya sel telur dari indung telur, perlu kita ketahui
untuk menentukan masa / hari subur seorang wanita. Karena kehamilan hanya
mungkin terjadi bila senggama (coitus) dilakukan pada sekitar saat ovulasi.
Biasanya ovulasi terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid yang akan datang ( Prawirohardjo,
2009).
Pertumbuhan embironal ooganium yang
kelak menjadi ovum menjadi digenital ridge. jumlah oogonium pada wanita pada
bayi baru lahir bisa mencapai 750.000, pada umur 6-15 tahun 439.000, umur 16-25
tahun 159.000, Umur 26-35 tahun 59.00,umur 35-45 tahun sebanyak 34.000, dan
pada masa menopause akan menghilang.(Prawirihardjo,2009).
Selama masa
subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat
mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi
1)
Proses pertumbuhan ovum (oogenesis). Asalnya : epitel germinal- Oogonium –
folikel primer- proses pematangan pertama.
2)
Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de
graff yang menuju kepermukaan ovarium disertai pembentukan cairan liquor
folikuli.
3)
Desakan folikel de graff ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan
disertai devaskularisasi.
4)
Selama pertumbuhan menjadi folikel de graff ovarium mengeluarkan hormon
estrogen yang dapat mempengaruhi :
a)
Gerak dari tuba yang makin mendekati ovaarium
b)
Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi
c)
Peristaltik tuba makin aktif
5)
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi
proses pelepasan ovum yan disebut ovulasi.
6)
Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbabi (fimbriae) maka ovum yang telah
dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba.
7)
Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk
peematangan pertama, artinya telah siap untuk di buahi (Prawirohardjo, 2009).
b.
Spermatozoa
Proses
pembentukan spermatoza merupakan proses yang kompleks.
1)
Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus.
2)
Menjadi spermatosit pertama.
3)
Menjadi spermatosit kedua.
4)
Menjadi spermatid.
5)
Akhirnya spermatozoa
Pertumbuhan
spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks dari panca indra,
hipotalamus, hipofisis dan sel interstitial leydig sehingga spermatogonium
dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3
cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. bentuk
spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas : kepala (lonjong sedikit gepeng
yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang
sekitar 10 kali kepala mengandung energi sehingga dapat begerak).
Sebagian
besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat
mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk kedalam alat genitalia wanita
dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi
(Prawirohardjo, 2009).
c.
Konsepsi
Pertemuan
ini ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
1)
Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang
mengandung persediaan nutrisi.
2)
Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang disebut
vitellus.
3)
Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi
dialirkan kedalam vitellus, melalui saluran pada pada pekusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba
:
a)
Tempat yang paling luas.
b)
Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia
c)
Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup
selama 48 jam.
a)
Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekutan
sendiri.
b)
Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari
“liproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisai.
c)
Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.
d)
Spermatozoa hidup selama tiga hari didalam genitalia interna.
e)
Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis
korona radiata dan zona pelusida dengan proses enzimatik : hialurinodase.
f)
Melalui “stomata” spermatozoa memasuki ovum.
g)
Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal
diluar.
h)
Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot (Wikipedia,
2010).
d.
Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau
tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium.
Blastula diselubungi oleh sesuatu sampai disebut trofiblast. Yang mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan, ketika blastula mencapai rongga rahim,
jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar
yang banyak mengandung glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas ( FK. UNPAD :2010).
Pertumbuhan
dan perkembangan desidua sejak terjadinya konsepsi karena pengaruh hormone,
terus tumbuh sehingga makin lama makin tebal. Desidua mukosa rahim pada
kehamilan dibagi atas :
1.
Desidua basalis
Yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding
rahim, disinilah placenta dibentuk.
2.
Desidua kapsularis
Yang meliputi hasil konsepsi kearah rongga rahim
yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliterasi.
3.
Desidua vera
Yang meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.
Buah kehamilan terdiri dari :
a.
Uri
Merupakan alat penghubung antara ibu dan janin,
didalam uri mengalir darah ibu dan janin.
Faal Uri
Ø Mengusahakan janin tumbuh dengan baik, untuk
pertumbuhan uri dibutuhkan adanya pengaturan zat asam, asam amino, vitamin dan
mineral serta sampah metabolisme, janin ke peredaran ibu.
Ø Sebagai
alat yang memberi makanan pada janin (nutritif).
Ø Sebagai alat menyalurkan berbagai antibody ke
janin.
Ø Sebagai pembentuk harmone, uri memproduksi
progesterone dan estrogen.
b. Selaput janin
Selaput
janin terdiri dari lapisan desidua, corion dan amnion.
c. Air ketuban (languor amni)
Volume pada hamil cukup bulan 1.000 – 1.500 ml,
warna putih agak keruh, bau yang khas, agak amis, berat jenis 1,008, terdiri
dari 98 % air.
Faal air ketuban.
Ø Melindungi janin terhadap nuda paksa tumpul.
Ø Menjaga agar tali pusat tidak mudah tertekan.
Ø Menjaga agar janin bergerak bebas.
Ø Menjaga agar suhu dalam janin stabil.
Ø Waktu persalinan air ketuban memegang peranan
dalam pembukaan serviks membuat jalan lahir lebih bersih dan licin.
Ø Menjaga infeksi dalam uterus.
Ø Menjaga agar tidak timbul berlekatan antara amnion
dan janin.
d. Tali pusat
Suatu tali yang menghubungkan janin dan uri.
Tebalnya kira-kira sebesar jari berwarna putih, kuning panjang 50 – 55 Cm.
Terdiri dari satu arteri dan 2 vena umbilicalis.
e. Janin
3. Pertumbuhan janin
Pertumbuhan janin terdapat beberapa fase, yaitu :
a. Fase 0-4
minggu
Pada minggu-minggu awal
ini, janin Anda memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga
ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih
sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan terbentuk (Kesehatan,
2009).
b.
Fase 4-8 minggu
Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai
berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang
wajah, mata, jari kaki, dan tangan (Kesehatan, 2009).
c.
Fase 8-12 minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah
terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat
menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu,
hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi
cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut.
Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk.(Kesehatan, 2009).
d.
Fase 12-16 minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar
melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi
tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya
dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna.(Kesehatan,2009).
e.
Fase 16-20 minggu
Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah
muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut
lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap
jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai
berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai
nampak (Kesehatan,2009).
f.
Fase 20-24 minggu
Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan
badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia
mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras.
Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.(Kesehatan,
2009).
g.
Fase 24-28 Minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya
rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Ia
dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan).
Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika
ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa
bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari
kelahirannya.(Kesehatan, 2009).
h.
Fase 28-32 minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin
bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui
dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum
sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar
telah dapat bertahan hidup.( kesehatan, 2009).
i.
fase 36 minggu
Kepalanya telah berada pada rongga panggul, seolah-olah “mempersiapkan
diri” bagi kelahirannya ke dunia. Ia kerap berlatih bernaPas, mengisap, dan
menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya telah menghilang. Ususnya
terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua
hari setelah ia lahir. Saat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi
kapan saja.( Kesehatan, 2009).
Dalam
referensi (FK UNPAD) pertumbuhan janin
dipengaruhi oleh :
a. Faktor ibu, seperti :
1) Tinggi badan
2) Keadaan gizi
3) Tingginya tempat tinggal
4) Peminum merokok
5) Kelainan pembuluh darah
6) Kelainan uterus
7) Kelainan ganda
b. Faktor anak, seperti:
1) Jenis kelamin
2) Kelainan genetis
3) Infeksi intrauterine terutama virus
4) Kelainan congenital lainnya
c. Faktor plasenta
1) Insfisiensi dari plasenta dapat menyebabkan intrauterine
4. Perubahan
fisiologis kehamilan
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada
alat genitalia externa dan interna dan payudara (mamamae). Dalam hal ini hormon
somatommamotropin, estrogen dan progesteron mempunyai peranan penting.
Perubahan yang terdapat pada ibu hamil ialah antara lain sebagai berikut.
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan
oleh hipertrofi atot polos uterus, disamping itu serabut-serabut kolagen yang
adapun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus
dapat mengikuti pertumbuhan janin (Sarwono, 2009).
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram, menjadi 1000 gr,
dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, ukuran muka belakang 22 cm.
pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi dalam
kehamilan muda terbentuk juga sel-sel yang baru.(Prawirihardjo, 2009).
b. Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan karena hormon estrogen.
Serviks banyak mengandung jaringan ikat. Jaringan ikat pada serviks ini banyak
mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak (Prawirohardjo,
2009).
c. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak
kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda chadwick. Warna portio pun
tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar.
Hal ini karena oksigenasi dan nutrisi pada alat genitalia interna akan
meningkat (Prawirohardjo, 2009).
d. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum gravidatum sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Corpus luteum
gravidatum berdiameter kira-kira 3 cm. corpus luteum mengeluarkan hormon
estrogen dan progesteron. Lambat-laun fungsi ini diambil oleh plasenta.
Diperkirakan corpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin dalam awal
kehamilan. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin
menjadi baik hingga aterm (Prawirohardjo, 2009).
e. Mammae
Peyudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan
ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron dan
somatomammotropin.
Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk memberikan ASI dijabarkan
sebagai berikut :
a. Estrogen berfungsi :
1) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran
payudara
2)
Menimbulkan pennimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak
makin membesar.
3)
Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam meyebabkan rasa
sakit pada payudara.
b. Progesteron berfungsi :
1) Mempersiapkan asinus sehingga dapat
berfungsi.
2) Menambah jumlah sel asinus.
c. Somatomammotropin berfungsi :
1) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat
kasien, laktalbimun dan laktoglobulin.
2) Penimbunan lemak sekitar alveolus
payudara.
3) Merangsang
pengeluaran kolostrum pada kehamilan (Prawirohardjo,2009).
f. Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar
pula, mammae dan alat-alat yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan
darah yang disebut hidremia. Volume darah akn bertambah banyak, kira-kira 25%,
dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.
Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi keperluan transpor
zat asam yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan. Meskipun ada peningkatan dalam
volume plasma jauh lebih besar, sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah
menjadi lebih rendah (Prawirohardjo, 2009).
g. Sistem respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh
tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu
ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah
diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi ebutuhan
oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernafas
lebih dalam (Prawirohardjo, 2009)
h. Traktrus digestivus
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat
menyebabkan :
1) Pengeluaran air liur berlebihan
(hipersalivasi).
2) Daerah lambung terasa panas.
3)
Terjadi mual dan sakit/ pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning sickness.
4) Muntah yang terjadi disebut emesis
gravidarum.
5)
Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, disebut
hiperemesis gravidarum.
6)
Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan
obstipasi (Prawirohardjo, 2009).
i. Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua
terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Filtrasi pada glomerulus
bertambah sekitar 69-70%. Pada kehamilan ureter membesar untuk dapat menampung
banyaknya pembentukan urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltik
ureter terhambat karena pengaruh progesteron (Prawirohardjo, 2009).
j. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh peningkatan melanophore
stimulating hormone (MSH) yang
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit
pigmen pada dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.
Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga
diareola mammae. Linea alba pada
kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisera. Tidak jarang dijumpai
kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan
kebiru-biruan, disebut striae livide (Prawirohardjo, 2009).
k. Matabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan memberikan ASI.
Perubahan
metabolisme adalah :
1)
Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama pada
trimester ketiga.
2)
Keseimbangan sama basa mengalami penurunan dari 155 mEq perliter menjadi 145
mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan menieral yang
diperlukan janin.
3)
Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan
organ kehamilan dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi
sekitar ½ gr/ kg BB atau sebutir telur ayam sehari.
4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat,
lemak dan protein.
5) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
a)
Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk pembentukan tulang
janin.
b)
Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.
c)
Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.
d)
Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
6)
Berat badan ibu hamil bertambah. Seringkali ibu hamil mencemaskan tentang
perubahan badan yang mungkin terjadi pada dirinya. Namun sebenarnya hal
tersebut adalah fisiologis karena perubahan berat badan itu demi menunjang
kehamilan yang sedang ia lalui. Selam kehamilan terdapat perubahan berat badan.
Pada triwulan pertama penambahan berat badan sekitar 1 kg, sedangkan trimester
kedua mencapai 5 kg sedang trimester ketiga 5,5 kg.
Penambahan itu sendiri karena
penambahan berat dari kehamilan itu sendiri seperti dari janin (3kg), plasenta
(0,5 kg), air ketuban (1kg). dari alat refroduksi ibu yaitu rahim menjadi 1 kg,
penimbunan lemak pada mamae, pantat dan lain-lain (1,5 kg) (Prawirohardjo,
2009).
Berat badan ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya tetapi rumusnya bisa
dibuat yaitu dengan dasar penambahan berat badan ibu hamil tiap minggunya yang
dikemukakan oleh para ahli berkisar antara 350-400 gram, kemudian berat badan
yang ideal untuk seseorang agar dapat menopang beraktifitas normal yaitu dengan
melihat berat badan yang sesuai dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur
kehamilan sehingga rumusnya dapat dibuat. Rumus berat ideal untuk ibu hamil
yaitu sebagai berikut :
BBIH = BBI + (UH x 0,35)
|
Dimana penjelasannya adalah :
BBIH adalah berat badan ideal ibu hamil yang akan dicari.
BBI = (TB-110) jika TB diatas 160 cm.
(TB-105) jika TB dibawah 160 cm
Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh broca untuk
orang eropa dan disesuaikan oleh katsura untuk orang indonesia.
5. Diagnosis
kehamilan
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280
hari (40 minggu ), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40
minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43
minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur (prawirohardjo,2009).
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 triwulan ;
kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), kehamilan triwulan
kedua (antara 12 sampai 28 minggu) dan kehamilan triwulan terakhir (antara 28
sampai 40 minggu) (prawirohardjo,2009).
Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala hamil.
a.
Tanda-tanda dugaan hamil
1) Amenorea (terlambat datang bulan)
a) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak
terjadi pembentukan folikel de graf dan ovulasi
b) Mengetahui tanggal haid terakhir dengan
perhitungan naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan.
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis).
a) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi
pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
b)
Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning sickness.
c)
Dalam batas fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
d)
Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
3) Ngidam (wanita hamil sering menginginkan
makanan tertentu).
4) Sinkope
atau pingsan
a) Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah
kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop
atau pingsan.
b) Keadaan ini menghilang setelah umur hamil
16 minggu.
5) Payudara tegang.
a) Pengaruh estrogen, progesteron dan
somatomammotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
b)
Payudara tegang dan membesar.
c)
Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
6) Sering miksi.
a) Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung
kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.
b)
Pada triwulan kedua sudah menghilang.
7)
Konstipasi atau obstifasi. Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik
usus menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
8) Pigmentasi kulit.
a) Sekitar pipi : chloasma gravidarum.
Keluarnya melanophore stimulating hormone
hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi pada kulit.
b)
Dinding perut : striae livide, striae nigra, linea alba makin hitam.
c) Sekitar payudara : hiperpegmentasi areola
mamae, puting susu makin menonjol, kelenjar montgomery menonjol dan pembuluh
darah menifes ekitar payudara.
9) Epulis. Hipertropi gusi disebut epulis
dapat terjadi bila hamil.
10) Varices atau penampakan pembuluh darah vena.
a)
Karena pengaruh dari estrogen dan progeseron terjadi Penampakan pembuluh darah
vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
b) Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar
genitalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.
c) Penampakan pembuluh darah ini dapat
menghilanh setelah persalinan ( Wiknjosastro dalam Prawirohardjo, 2009).
b.
Tanda mungkin hamil
Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditemukan dengan jalan :
1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya
hamil.
2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai.
a)
Tanda hegar yaitu segmen bawah rahim melunak, tanda hegar terdapat pada dua
pertiga kasus dan biasanya muncul pada minggu ke enam dan kesepuluh serta
terlihat lebih awal pada perempuan yang hamilnya berulang. Tanda ini sulit
diketahui pada pasien gemuk atau dinding abdomen yang tegang, (Rukiyah dkk,
2009)
b)
Tanda chadwicks, biasanya muncul pada minggu ke delapan dan terlihat lebih jelas
pada wanita yang hamil berulang tanda ini berupa perubahan warna. Warna pada
vagina dan vulva menjadi lebih merah dan agak kebiruan timbul karena adanya
vaskularisasi pada daerah tersebut. (Rukiyah dkk, 2009).
c)
Tanda piscasek, uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengan tubuh
(setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya) bagian yang lebih besar
tersebut terdapat pada tempat melekatnya (implantasi) tempat kehamilan. Sejalan
dengan berjalan bertambahnya usia kehamilan, pembesaran uterus akan menjadi
lebih simetris. Tanda piscasek, dimana uterus membesar ke salah satu jurusan
hingga menonjol ke jurusan pembesaran tersebut (Wiknjosastro dalam
Prawirohardjo, 2009).
c.
Tanda pasti kehamilan
Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan :
1) Gerakan janin dalam rahim
a) Terlihat/ teraba gerakan janin.
b) Teraba bagian-bagian janin
2) Denyut jantung janin
a)
Didengar dengan stetokop laenec, alat kardiotokograpi, alat doppler.
b) Dilihat dengan ultrasonograf.
c) Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu
rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi (prawirohardjo, 2009).
Diagnosa
kehamilan medis dapat ditegakkan dengan :
a. Tes hamil dengan menggunakan HCG dalam urin
b. Ultra Sono Grafik (USG)
c. Detak jantung janin (DJJ)
d. Palpasi (Leopold)
1) Leopold I
Dilakukan untuk menentukan tuanya kehamilan dan
bagian janin yang terdapat di daerah fondues uteri.
2) Leopold II
Dilakukan untuk menentukan letak punggung janin
(pada letak membujur) dan kepala janin (pada letak lintang).
3) Leopold III
Dilakukan untuk menyimpulkan bagian janin yang
berada dibagian bawah perut ibu.
4) Leopold IV
Dilakukan untuk mengetahui apakah bagian terdepan
janin sudah masuk PAP atau belum.
e. Menggunakan meteran / menurut Mc. Donald :
Caranya :
Garis nol pada meteran diletakkan pada tepi atas
simpecis pubis kemudian direntang keatas melalui perut hingga mencapai fundus
uteri.
f.
Periksa Dalam
Vagina (PVD)
Pemeriksaan dalam biasanya dilakukan pada
pemeriksaan pertama ibu hamil muda dan menjelang akhir kehamilan.
g. Pemeriksaan Rongent
Yaitu untuk mengetahui kerangka janin, saat ini
jarang dilakukan.
6. Diagnosis
Banding Kehamilan
Pembesaran perut wanita tidak selamanya suatu kehamilan sehingga perlu
dilakukan diagnosis banding diantaranya :
a. hamil palsu (pseudocyesis) atau
kehamilan spuria
dijumpai
tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat canggih dan tes biologis
tidak menunjukan kehamilan.
b. Tumor
kandungan atau mioma uteri
1) Terdapat pembesaran rahim, tetapi tidak
disertai tanda hamil
2)
Bentuk pembesaran tidak merata
3)
Perdarahan banyak saat menstruasi (wikipedia, indonesia)
c. Kista ovarium
1)
Pembesaran perut, tetapi tidak disertai tanda hamil.
2)
Datang bulan terus berlangsung
3)
Lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur kehamilan
4)
Pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan hasil negatif (wikipedia, 2009).
d. Hematometra
1)
Terlambat datang bulan yang dapat melampaui umur hamil
2)
Perut teras sakit setiap bulan.
3)
Terjadi tumpukan darah dalam rahim
4)
Tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukan hasil yang positif.
5)
Sebab himen in perforata (Wikipedia, 2010).
e. Kandung kemih yang penuh
dengan melakukan katetirisasi, maka pembesaran perut akan menghilang
(Wikipedia, 2009).
7. Tanda Bahaya
Kehamilan
Pada setiap, kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan pada ibu bagaimana
cara mengenali tanda-tanda bahaya pada kehamilan, dan menganjurkan ibu untuk
datang ke klinik dengan segera jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari bebebrapa
pengalaman akan lebih baik memberikan pendididkan kepada ibu da anggota
keluarganya, khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan di
dampingi untuk mendapat asuhan. Disini ada enam tanda-tanda bahaya selama
periode antenatal (Rukiyah, 2009).
a. Perdarahan
pervaginam
Pada awal kehamilan, pendarahan yang tidak normal adalah merah, perdarahan banyak atau pendarahan dengan
nyeri (berarti abortus, KET, molahidatidosa). Dan apabila pada kehamilan
lanjut, pendarahan yang tidak normal adalah merah, banyak atau sedikit, nyeri
(berarti plasenta previa dan solusio plasenta ) (Rukiyah, 2009).
b. Sakit kepala
yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adlah sakit kepala
yang hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang,
dengan sakit kepala yang hebat dan disertai dengan penglihatan yang kabur itu
merupakan tanda dan gejala dari preeklamsi (Rukiyah, 2009).
c. Pandangan
kabur
Masalah visual yang mengindifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang (Rukiyah,
2009).
d. Nyeri abdomen
yang hebat
Nyeri yang hebat dan menetap serta tidak dapat hilang setelah beristirahat.
Hal ini bisa berarti appendicitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang
panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, abrupsi
plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain (Rukiyah, 2009).
e. Bengkak
pada muka atau tangan
Menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan. Tidak
hilang setelah beristirahat dan di sertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini
merupakan pertanda anemia, gagal jantung, tau preeklamsia (Rukiyah,2009).
f. Janin tidak bergerak seperti biasanya
Ibu dapt mulai merasakan gerakan janinnya pada bulan ke 5 atau ke 6.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal, jika janin tidur gerakannya akan melemah. Janin harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring
atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Rukiyah, 2009).
8. Perhitungan
Taksiran Persalinan
a. Metode 1 :
metode kalender (untuk HPHT)
Hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk tanggal ditambahkan 7 hari. Untuk
bulan dikurangi 3 bulan dan untuk tahun ditambahkan 1 tahun. Misalnya, HPHT
tanggal 12 april 1980, maka untuk hari 12 + 7 = 19 jadi tanggal 19, untuk bulan
April : 4 – 3 = 1 jadi bulan januari, untuk tahun ditambah 1 tahun 1980 + 1 =
1981 jadi tahun 1981. Jadi HPHT nya adalah 19 januari 1981 (Admin, 2009).
b. Metode II :
metode bulan
Bila ibu hamil mempunyai siklus haid 28 hari ( 4 minggu), bayi akan lahir
tepat 40 minggu atau setelah 10 bulan purnama, bila HPHTnya pada waktu bulan
purnama (Admin,2009).
c. Metode III
: metode roda kehamilan
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan “roda kehamilan” atau restrogram
(bila ada) (Admin, 2009).
d. Metode IV :
untuk umur kehamilan
Hitung berapa bul sudah berlalu sejak HPHT sampai saat pertama kali
memeriksakan kehamilan, misalnya HPHT pada tanggal 6 April dan ibu memeriksakan
diri pada tanggal 12 juni, maka kehamilannya pada waktu itu telah berumur 2
bulan lebih sedikit. Umur kehamilan diperhitungkan dan di bandingkan dengan
ukuran uterus, untuk melihat apakah janin tumbuh semakin besar pada saat
kunjungan ulang (Admin, 2009).
9. Ketidaknyamanan selama kehamilan
Setiap perempuan mengalami tanda-tanda kehamilan yang berbeda, namun
sebagian besar perempuan mengalami hal dibawah ini :
a.
Payudara mengencang dan putting mengeras, dan payudara juga terlihat lebih
tegak.
b. Kejang perut disertai bercak merah
c.
Areola (lingkaran sekitar putting payudara) berwarna lebih gelap. Perubahan ini
disebabkan karena pori-pori disekitar putting payudara membesar.
d.
Rasa lelah berlebihan. Hal ini terjadi karena perubahan kadar hormone sehingga
metabolisme tubuh pun mengalami penyesuaian. Hal inilah yang menyebabkan ibu
hamil mengalami rasa lemas dan lesu yang seringkali diterjemahkan sebagai rasa
malas pada awal-awal kehamilan.
e.
Mual dan muntah. Kondisi ini disebut morning sickness dan cendrung dialami pada
minggu-minggu pertama masa kehamilan. Meskipun disebut morning sickness, rasa
mual dapat muncul kapan saja, tak peduli pagi, siang atau malam.
f.
Sering berkemih. Hal ini terjadi akibat pertumbuhan janin didalam rahim. Dan
menekan dinding kantong kemih. Sekalipun terasa mengganggu, sebaiknya ibu hamil
tidak membatasi asupan cairan karena tidak ingin sering berkemih.
g.
Sembelit atau susah buang air besar. Biasanya hal ini disebabkan karena adanya
peningkatan relaksasi otot-otot saluran pencernaan akibat perubahan hormone
tubuh, sehingga system pembuangan bekerja lamban.
h.
Tidak mendapatkan menstruasi. Hal ini merupakan pertanda yang paling pasti.
Menstruasi terjadi akibat tubuh mengeluarkan berbagai unsure yang dipersiapkan
untuk pembuahan yang tidak terpakai. Setelah pembuahan terjadi, janin
terbentuk, maka tubuh tidak perlu melakukan proses pembersihan (Rukiyah
dkk,2009).
i.
Keringat bertambah, betambah banyaknya keringat terjadi karena adanya
peningkatan aktivitas kelenjar apacrine akibat meningkatnya aktifitas kelenjar
thyroid sehingga aktifitas metabolikpun meningkat. (prawirohardjo, 2009)
solusinya dengan menganjurkan ibu untuk memakai pakaian tipis yang dapat
menyerap keringat.
j.
Pegal-pegal dikaki bagian bawah, hal ini dapat terjadi karena adanya
peningkatan aktifitas ibu selama hamil. Dampak yang dapat di timbulkan adalah
varises pada kaki, tetapi ibu untuk mengatasinya dengan istirahat teratur. Maka
dari itu menganjurkan ibu untuk meningkatkan kakinya saat beristirahat dengan
mengganjalnya dengan bantal atau merendam nya dengan air hangat untuk
merelaksasikan otot-ototnya (prawirohardjo, 2009).
10.
Asuhan Antenatal Care (ANC)
a. Definisi
Asuhan Antenatal
Antenatal
care/ asuhan antenatal care adalah
suatu program yang terencana beberapa obserfasi, edukasi dan penanganan medik
pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang
aman dan memuaskan (Saifudin, 2010).
Asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitori dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu
hamil dianjurkan menghubungi dokter atau bidan sedini mungkin semenjak ia
merasa dirinya sedang hamil untuk mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal
(Prawirohardjo, 2009).
Pemeriksaan kehamilan atau sering disebut antenatal care merupakan pemeriksaan dan pengawasan sebelum
persalinan yang terutama ditunjukan pada pertumbuhan dan perkembangan ibu serta
janinnya secara berkala yang diikuti dengan upaya koleksi terhadap penyimpangan
atau kelainan fisik dan fisiologis yang ditemukan (Prawirohardjo, 2009).
Selain itu pemeriksaan antenatal ini adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan membarikan ASI, dan kembalinya
kesehatan refroduksi secara wajar.
b. Pengawasan Antenatal
Metode pendeteksian yang melibatkan pemeriksaan rutin sejak masa kehamilan
dini disebut antenatal care. Sebuah tes yang dapat membantu calon orang tua
untuk mendapatkan diagnosa kecendrungan keadaan bayi, sehingga jika ada
kemungkinan ketidaknormalan pada janin, calon orang tua serta dokter yang
menangani dapat segera mengambil tindakan (Wordpress, 2009).
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya barbagai
kelainan yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa
janindalam rahim ibunya adalah satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga
kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan , pertumbuhan dan
perkembangan janin (Wordpress, 2009). Adapun tujuan dari pengawasan antenatal
antara lain :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
fisik, mental, dan sosial ibu dan janin.
c. Mengenali secara dini ketidak
normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persiapan persalinan yang
cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun janinnya dengan trauma
seminimal mungkin.
e.
Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
c. Standar pengawasan antenatal
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali
kunjungan selama periode antenatal (Saifudin,
2009).
a. Kebijakan
program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan.
1) 1 kali pada triwulan pertama
2) 1 kali pada triwulan kedua
3) 2 kali pada trwulan ketiga (saifudin,
2009).
b. Pelayanan atau
asuhan standar minimal “10 T” :
1. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
Timbang BB
dan pengukuran TB penambahan BB yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan
masa tumbuh (BMI :body masa indeks)
dimana periode ini menentukan pertambahan optimal selama masa kehamilan, karena
merupakan hal yang penting untuk mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan
BB pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg
adapun TB menentukan panggul ibu, ukuran normal yang baik untuk ibu hamil
antara lain < 145 cm (Prawirohardjo, 2009).
2.
Ukur
tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama
kehamilan. TD yang edekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal
pemeriksaan dapat mengidinkasi potensi hypertensi (Prawirohardjo, 2009).
3. Ukur tinggi fundus uteri
Apabila usia
kehamilan 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan
diatas 24 minggu memakai mc donald
yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas sympisis sampai
fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya (Depkes RI, 2009).
4. Tentukan
Presentasi Janin
5. Pemberian imunisasi tetanus toxoid
Pemberian imunisasi TT pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja
imunisasi pertama diberikan pada usia 16 minggu untuk yang kedua diberikan
4 minggu kemudian, akan tetapi untuk
memaksimalkan perlindungan maka dibuat jadwal pemberian imunisasi pada ibu
(Prawirohardjo, 2009).
6. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama
kehamilan
Zat besi pada ibu hamil (fe) adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu
hamil, bukan menaikan kadar haemoglobin. Wanita hamial perlu menyerap zat besi
rata-rata 60 mg / hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester
2, karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan 1 kali perhari setelah mual
hilang, diberikan sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan. Tablet zat besi
sebaiknya tidak diminum dengan the atau kopi, karena akan menganggu penyerapan.
Jika ditemukan anemia diberikan 2-3 tablet zat besi perhari. Selain itu untuk
memastikan dilakukan pemeriksaan Hb yang dilakukan 2 kali selama kehamilan
yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau jika ada
tanda-tanda anemia (Depkes RI, 2009).
7. Test terhadap penyakit menular seksual
Menganjurkan untuk pemeriksaan IMS lain pada kecurigaan resiko IMS (PPIBI,
2009).
8. Tatalaksana
kasus
9. Tes
laboratorium (rutin dan khusus)
10. Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)
Anamnesa
meliputi biodata riwayat menstruasi, kesehatan, kehamilan, persalinan, dan
nifas, biopsikososial dan pengetahuan klien
d. Tujuan ANC
Adapun tujuan ANC dalam refensi saifudin, 2010 adalah sebagai berikut :
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
fisik, mental, dan sosial ibu dan janin.
3) Mengenali secara dini ketidak normalan
atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persiapan persalinan yang cukup
bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun janinnya dengan trauma seminimal
mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan
normal dan pemberian ASI ekslusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam
menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Kunjungan ANC
Kunjungan
|
Waktu
|
Informasi penting
|
Trimester pertama
|
Sebelum minggu ke 14
|
a. Membangun hubungan saling percaya
antara petugas kesehatan dan ibu hamil
b. Mendeteksi masalah dan menanganinya
c. Melakukan tindakan pencegahan
seperti tetanus neonatutorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek
tradisional yang merugikan.
d. Memberi tanda bahaya pada kehamilan muda
seperti perdarahan pervaginam, nyeri perut bagian bawah , mual muntah yang
berlebihan, pusing yang berlebihan dll.
|
Trimester ke 2
|
Antara minggu ke 28-36
|
a. Sama seperti diatas, ditambah
dengan kewaspadaan terhadap preeklamsi
|
Trimester ke 3
|
Antara minggu ke 28-36
|
a. Sama seperti yang diatas, ditambah
pemeriksaan abdomen untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
b. Persiapan kelahiran dan persalinan
|
Trimester ke 3
|
Setelah minggu ke 36
|
a. Sama seperti diatas, ditambah
deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi ibu dan janin yang
memerlukan rujukan ke rumah sakit
|
Sumber : (saifuddin, 2009)
11.
Tinjauan
Tentang Kunjungan Ibu Hamil
Kontak ibu hamil dan petugas yang memberikan pelayanan untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu
hamil yang ke fasilitas tetapi dapat juga sebaliknya, yaitu ibu hamil yang
dikunjungi oleh petugas kesehatan (Depkes RI, 1997:57).
12.
Kebijakan
Pelayanan Antenatal
a.
Kebijakan
Program
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI
dan AKB pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar
Safe Motherhood” yaitu meliputi : Keluarga Berencana, ANC, Persalinan
Bersih dan Aman, dan Pelayanan Obstetri Essensial.
Pendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil
ini sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai
3 (tiga) pesan kunci yaitu :
1)
Setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2)
Setiap
komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.
3) Setiap
perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan penatalaksanaan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganannya komplikasi keguguran.
Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi
kunjungan antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan,
dengan ketentuan sebagai berikut :
1)
Minimal satu
kali pada trimester pertama (K1).
2)
Minimal satu
kali pada trimester kedua (K2).
3)
Minimal dua
kali pada trimester ketiga (K3 dan K4). (Depkes, 2009)
b.
Kebijakan
teknis
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga
kesehatan profesional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu
perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil seara keseluruhan yang bertujuan
untuk mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini.
Kebijakan teknis itu dapat meliputi
komponen-komponen sebagai berikut:
1)
Mengupayakan
kehamilan yang sehat
2) Melakukan
deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan.
3)
Persiapan
persalinan yang bersih dan aman
4) Perencanaan
antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
Beberapa kebijakan teknis pelayanan antenatal rutin yang selama ini dilaksanakan
dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan antara lain meliputi :
1) Deteksi dini
ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan stiker dan buku KIA, dengan
melibatkan kader dan perangkar desa serta kegiatan kelompok Kelas Ibu
Hamil.
2) Peningkatan
kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan kemitraan Bidan dan Dukun.
3)
Peningkatan
akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah.
4)
Peningkatan
akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu.
(Depkes, 2009)
13.
Pelaksana dan
Tempat Pelayanan Antenatal
Pelayanan kegiatan pelayanan antenatal terdapat dari tenaga medis
yaitu dokter umum dan dokter spesialis dan tenaga paramedic yaitu bidan,
perawat yang sudah mendapat pelatihan. Pelayanan antenatal dapat
dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, Bidan Praktik Swasta,
polindes, rumah sakit bersalin dan rumah sakit umum. (Depkes RI, 1995)
14. Wewenang
Bidan Dalam Asuhan Kehamilan
Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, pasal 50
penjelasan menyatakan bahwa : Yang dimaksud dengan” standar profesi ”adalah
batasan kemampuan ( knowledge, skill and professional attitude ) minimal yang
harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan
profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi
profesi.
Dalam melaksanakan profesinya, Bidan
memiliki 9 (sembilan) kompetensi yaitu:
a. Bidan
mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial,
kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu
tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
b. Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap
terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan
menjadi orang tua.
c. Bidan
memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi
tertentu.
d. Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat
selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan
bayinya yang baru lahir.
e. Bidan
memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat.
f. Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir sehat
sampai dengan 1 bulan.
g. Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat
(1 bulan – 5 tahun).
h. Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga, kelompok
dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
i. Melaksanakan
asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
Setiap Kompetensi dilengkapi dengan Pengetahuan dan keterampilan dasar,
pengetahuan dan keterampilan tambahan, yang wajib dimiliki dan dilaksanakan
dalam melakukan kegiatan asuhan kebidanan.
Menurut Kepmenkes RI Nomor
900/Menkes/VSK/VII/2002 Adalah:
a.
Dalam
menjalankan kewenangan yang diberikan,bidan harus :
1) Melaksanakan
tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi
2) Memiliki keterampilan
dan kemampuan untuk tindakan yang dilakukan
3) Mematuhi dan
melaksanakan protap yang berlaku diwilayah
4) Bertanggung
jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal dengan
mengutamakan keselamatan ibu dan bayi atau janin.
b. Pelayanan
kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan pada masa
pranikah,termasuk remaja putri, prahamil, kehamilan, persalinan, nifas,
menyususi dan masa antara kehamilan.
c.
Pelayanan
kebidanan dalam masa kehamilan,masa persalinan dan masa nifas meliputi
pelayanan yang berkaitan dengan kewenangan yang diberikan. Perhatian khusus
diberikan pada masa sekitar persalinan karena kebanyakan kematian ibu dan bayi
terjadi dalam masa tersebut.
Enam Standar Pelayanan Antenatal:
a.
STANDAR 3 :
Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan motifasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan
secara teratur.
Adapun tujuan yang diharapkan dari penerapan standar ini adalah mengenali
dan memotifasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.
Kegiatan yang dapat dilakukan bidan untuk mengidentifikasi ibu hamil contoh
nya sebagai berikut:
1)
Bidan
melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan secara teratur
2)
Bersama
kader bidan memotifasi ibu hamil
3) Lakukan
komunikasi dua arah dengan masyarakat untuk membahas manfaat pemeriksaan
kehamilan.
4)
Dll
Hasil yang diharapkan dari standar ini adalah ibu dapat memahami tanda dan
gejala kehamilan. Ibu , suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan
kehamilan secara dini dan teratur.meningkatkan cakupan ibu hamil yang
memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.
b.
STANDAR 4:
Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan hendaknya paling sedikit memberikan 4 kali pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama
untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.bidan juga harus bisa
mengenali kehamilan dengan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.
Tujuan yang diharapkan dari standar ini adalah bidan mampu memberikan
pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.
Adapun hasil yang diharapkan yaitu ibu hamil mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali selama kehamilan. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan
oleh masyarakat. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan. Ibu hamil,
suami, keluarga dan masyarakat mengenali tanda bahaya kehamilan dan tahu apa
yang harus dilakukan. Mengurus transportasi rujukan ,jika sewaktu-waktu
dibutuhkan.
c.
STANDAR 5:
Palpasi abdominal
Bidan harus melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin kedalam rongga
panggul, untuk mencari kelainan dan untuk merujuk tepat waktu.
Tujuan dari dilakukannya standar ini adalah memperkirakan usia kehamilan,
pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dibagian bawah janin.
Hasil yang diharapkan yaitu bidan dapat memperkirakan usia kehamilan,
diagnosis dini kelainan letak, dan merujuk sesuai kebutuhan. Mendiagnosisi dini
kehamilan ganda dan kelainan, serta merujuk sesuai dengan kebutuhan.
d.
STANDAR 6:
Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan anemia, penemuan, penanganan dan
rujukan semua kasusu anemia pada kehamialan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Tujuan dari standar ini adalah bidan mampu menemukan anemia pada kehamilan
secara dini, melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia
sebelum persalinan berlangsung.
Tindakan yang bisa dilakukan bidan contohnya, memeriksakan kadar Hb semua
ibu hamil pada kunnjungan pertama dan minggu ke 28. Memberikan tablet Fe pada
semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut .
beripenyuluhan gizi dan pentingnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi,
dll.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan standar ini yaitu jika ada ibu hamil
dengan anemia berat dapat segera dirujuk, penurunan jumlah ibu melahirkan
dengan anemia, penurunana jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR.
e.
STANDAR 7:
Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknnya.
Tujuan dari dilakukannya standar ini yaitu bidan dapat mengenali dan
menemukan secaea dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang
diperlukan. Adapun tindakan yang dapat dilakukan bidan yaitu rutin memeriksa
tekanan darah ibu dan mencatatnya. Jika terdapat tekanan darah diatas 140/90
mmHg lakukan tindakan yang diperlukan.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan standar ini adalah ibu hamil dengan
tanda preeklamsia mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu. Penurunan
angka kesakitan dan kematian akibat eklamsia.
f.
STANDAR 8:
Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami atau keluarga
pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan
suasana menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat. Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil
untuk hal ini.
Tujuan dari dilakukannya standar ini adalah untuk memastikan bahwa
persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai
dengan pertolongan bidan terampil.
Hasil yang diharapkan adalah ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk
merencanakan persalinan yang bersih dan aman. Persalinan direncanakan di tempat
yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil. Adanya persiapan
sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin,jika perlu. Rujukan tepat waktu
telah dipersiapkan bila diperkirakan .
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.T G1P0Ao UK 29
MINGGU HAMIL NORMAL TRIMESTER III DI
BPS SITI SYAMSIYAH , Am.Keb GEDANGAN
I. PENGKAJIAN
Tanggal :
23 Januari 2013
Jam :
07.15 WIB
Tempat : BPS Siti Syamsiyah, Am.Keb
II. IDENTITAS
PASIEN
Identitas
Pasien Penanggung
jawab
Status
suami
Nama : Ny. T Nama : Tn. Y
Umur : 23 tahun Umur
: 29 tahun
Agama : Islam Agama :
Islam
Pendidikan
:
S1 Pendidikan
: S1
Pekerjaan :
Ibu rumah tangga Pekerjaan
:
Swasta
Suku
bangsa : Jawa Suku
bangsa : Jawa
Alamat :
Candirejo Rt 06/VI Alamat : Candirejo Rt 06/VI
III. DATA
SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG :
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya serta
Memastikan janin dalam kandungannya sehat
2. KELUHAN UTAMA : Ibu
mengatakan susah
BAB.
3. RIWAYAT KESEHATAN :
√
Sekarang : - Ibu
sekarang dalam keadaan sehat dan tidak sakit
-
Ibu sekarang tidak sedang dalam
masa pengobatan dan terapi suatu penyakit.
√ Yang lalu
: - Ibu tidak pernah menderita penyakit
DM, Jantung, Hipertensi, Asma, Malaria,
TBC, HIV/ AIDS.
√ Keluarga
: - Ibu menyatakan dalam keluarga tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit DM, jantung, Hipertensi, Asma, HIV/ AIDS.
4. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat
Haid :
√ Menarche :
12 tahun √ Nyeri haid
: tidak ada
√ Siklus : 30 hari √ Banyaknya : 3-4 x ganti pembalut/hari (penuh)
√ Lama : 7 hari √ Warna darah:
Merah tua
b. Riwayat kehamilan sekarang :
√ G2 P1 Ao, hamil 29 mgg √ ANC :
2 x di bidan
√ HPHT
: 2-7-2012 √
Pemberian Fe : 60 tablet
√ Gerak janin
: sudah terasa pada usia kehamilan 18 minggu
√ TT
: I kali di bidan √ Tanda bahaya
: Tidak ada
√
Minum jamu/ obat :ibu tidak
pernah dan tidak sedang mengkonsumsi jamu . ibu tidak memilki kebiasaan minum
obat diluar resep dokter.
.
√
Kekhawatiran khusus : susah BAB
√ HPL
: 9 – 4 – 2013
c. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu :
Ibu
belum pernah hamil sebelumnya , ini merupakan kehamilan yang pertama.
d. Riwayat anak yang lalu :
Ibu
belum pernah hamil sebelumnya , ini merupakan kehamilan yang pertama.
5. RIWAYAT PERKAWINAN :
Ibu menikah 1 kali dengan suami yang sekarang, lamanya ± 9 bulan.
Status perkawinan : sah.
6. RIWAYAT KB :
Ibu menyatakan belum pernah menggunakan alat
kontrasepsi .
7. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI :
√ Pola
Nutrisi :
- Sebelum hamil
: Makan 3 x sehari,lauk dan sayur
bervariasi, porsi 1 piring habis .
Minum
air putih ± 8 gelas/ hari
-
Selama hamil: Makan 3 x sehari, porsi 1 piring habis .
Minum air
putih ± 9 gelas/ hari dan minum susu 2 gelas/ hari .
- Keluhan : selama hamil ibu tidak terlalu menyukai
sayur
√ Pola Eliminasi :
-
Sebelum hamil BAB : 1 kali/ hari, BAK : 5 kali / hari
- Selama hamil BAB tidak setiap hari, BAK 6-7 kali /
hari
- Keluhan : selama hamil susah BAB dan ibu merasa
terganggu .
√ Pola
Aktivitas :
- Sebelum hamil dan selama hamil ibu melakukan
aktivitas di rumah seperti biasa, contoh : memasak, bersih-bersih rumah dan
dilakukan sendiri tanpa dibantu orang lain.
Selama
hamil ini ibu belum pernah mengikuti senam hamil .
- Keluhan : ibu merasa cepat lelah dalam menjalankan
aktivitas
√ Pola
istirahat dan tidur :
- Sebelum
hamil : Tidur siang ± 2 jam/ hari
Tidur
malam ± 7 jam/ hari
- Selama hamil
: Tidur siang ± 2 jam/ hari
Tidur
malam ± 8 jam/ hari
- Keluhan : ibu tidak ada keluhan selama hamil .
√ Pola sexual
:
-
Sebelum hamil : 3 x dalam
seminggu
-
Selama hamil : Jarang dilakukan
-
Keluhan :
ibu tidak ada keluhan
√ Pola hygiene :
Ibu
mandi 2 x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 3x perminggu dan ibu rajin
membersihkan genetalianya setiap mandi dan sehabis BAK serta ganti baju setiap
kali mandi .
√ Pola hidup sehat :
Ibu
tidak pernah merokok, dan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang
dan tidak minum-minuman keras serta
didalam keluarga tidak ada yang merokok
√ Psiko, social, spiritual :
-
Psiko : ibu
bahagia dengan kehamilannya , ibu mengharapkan kehamilan dan persalinannya
berjalan dengan lancar dan tanpa masalah. Suami dan keluarga sangat mendukung
kehamilannya
-
Social ,
Budaya : hubungan dengan keluarga , tetangga dan masyarakat baik , ibu tidak
mempunyai pantangan terhadap jenis makanan maupun kebiasaan yang mempengaruhi
kehamilannya .
-
Spiritual :
selama hamil ibu senantiasa shalat 5 waktu dan memperbanyak doa kepada Allah
SWT agar kehamilan dan persalinannya lancar dan anaknya menjadi anak yang
soleh/solehah .
√ Tingkat pengetahuan pasien :
Ibu
mengerti tentang kehamilannya, serta mengerti bahwa periksa hamil secara rutin sangatlah penting untuk
memantau perkembangan janinnya dan jika ada komplikasi dengan kehamilannya
dapat segera diketahui .
IV. DATA
OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK :
a.
Pemeriksaan
Umum :
Kesadaran
umum : Baik Tensi : 110/70 mmttg
Kesadaran : Composmentis Nadi
: 86 x /menit
BB
Sebelum/ selama : 48 Kg / 52 kg
*Kenaikan : 4 kg Suhu/ T : 36,7 0C.
TB : 154 cm RR : 23
x /menit
LILA : 22 cm
b.
Status
present
Kepala :
Mesochepal, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok, tidak
ada luka.
Mata :
simetris , Conjungtiva merah, sklera
putih, tidak ada
sekret
Hidung :
Simetris, tidak ada secret, tidak ada polip
Mulut : Simetris, tidak stomatitis, tidak ada caries,
mukosa mulut
lembab
Telinga : simetris, tidak ada serumen , tidak ada lesi
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis , tidak
ada pembeesaran limfe
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar kelenjar limfe
Dada : Simetris, ictus cordis tak tampak , tidak ada
wheezing
Perut :
membesar sesuai umur kehamilan, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada
pembesarah hati dan limfe
Lipat paha : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Vulva : Tidak oedema dan tidak hemoroid .
Ekstremitas: tidak ada oedem,gerakan pada tangan
dan kaki normal, tidak ada varises, kuku
tidak sianosis
Refleks patela : +/ +
Pungung : tidak ada scoliosis atau kifosis
Anus : tidak ada hemoroid.
c. Status Obstetrik
1. Inspeksi :
Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : Membesar,
puting susu menonjol, areola menghitam, kolustrum belum keluar
Abdomen : Membesar, ada linea nigra, ada striae
gravidarum
Vulva :
tidak ada pengeluaran pervaginam , tidak oedem , tidak ada hemoroid , tidak
varises , tidak ada pembesaran kelenjar bartholini.
2. Palpasi
:
Leoplod
I
: TFU 2 jari diatas pusat,teraba bagian 1
bagian bundar lunak dan tidak melenting (bokong).
Leoplod
II
: perut ibu sebelah kanan teraba
keras,mendatar dan memanjang (PUKA) , sebelah kiri ibu teraba bagian –bagian
kecil janin seperti : tangan dan kaki .
Leoplod III: bagian terbawah janin teraba 1 bagian bulat,keras dan melenting (presentasi kepala).
Leoplod
IV : kepala
belum masuk PAP (konvergen).
TFU : 20 cm
TBJ : ( 20-12 ) *155 = 1240 gr
3. DJJ
: (11 12 11) Ã (11+12+11)x4= 136x/menit , teratur
4. Reflek patella : + /+
2.PEMERIKSAAN
PENUNJANG :
-
Hb 12gram%
-
Protein Urine
(-)
-
Glukosa urine
(-)
V. ANALISA
Ny.T
G1P0Ao umur 23 tahun hamil 29 minggu, janin tunggal hidup
intra uterine,letak membujur, punggung kanan, presentasi kepala ,kepala belum
masuk PAP (5/5) U , Hamil
normal
VI. PLANNING
Tanggal 23 Januari 2013 / jam 07.15 WIB
1. Memberi tahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
kondisi ibu dan janin dalam keadaan sehat. Umur kehamilan 29 minggu , janin hidup intrauterin , TFU 2 jari
diatas pusat , presentasi kepala , belum masuk PAP ,DJJ 136x/menit , tekanan
darah 100/70mmHg , nadi 82x/menit , suhu 36 ° C , RR: 23x/menit .
H : Ibu
mengerti dan Ibu juga mengatakan senang karena kondisinya
dan janinnya sehat (jam 07.17 WIB)
2. Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang
berat dan banyak istrirahat agar tidak cepat lelah
H : Ibu akan mengurangi aktivitas dan berusaha
istirahat yang cukup. (Jam 07.18WIB)
3. Menganjurkan ibu untuk cukup nutrisi terutama
sayur-sayuran , buah-buahan dan minum susu 2gelas/ sehari .
H : Ibu bersedia mengkonsumsi banyak sayur-sayuran
, buah-buahan dan minum susu 2 gelas / hari (Jam 07.20 WIB)
4. Memberikan ibu tablet Fe sesuai kebutuhan serta
mengajarkan cara meminumnya, efek samping, dan manfaatnya
H : Ibu
telah bersedia minum obat sesuai aturan. Ibu mengerti penjelasan Bidan
(Jam 07.20 WIB)
5. Menjelaskan
kepada ibu tentang pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang seperti sayur-sayuran dan buah-buahan dan
manfaatnya untuk perkembangan janin serta untuk membantu produksi ASI.
H
: Ibu mengerti dan akan mengkonsumsi
sayur-sayuran dan buah-buahan setiap hari(Jam 07.20 WIB)
6. Menganjurkan
ibu untuk banyak minu air putih minimal 8 gelas / hari , banyak menkonsumsi
makanan yang berserat setiap hari untuk mengatasi susah BAB .
Hasil
: ibu mengerti dan akan menkonsumsi makanan yang kaya serat dan banyak minum
air .(Jam 07.22 WIB)
7.
Menganjurkan ibu untuk mengikuti senam
hamil yang bertujuan untuk :
a.
Menguasai teknik pernafasan
b.
Memperkuat elastisitas otot
c.
Mengurangi keluhan kehamilan
d.
Melatih relaksasi
e.
Menghindari kesulitan
persalinan
Hasil : ibu mengerti dan
mau melakukannya (Jam 07.23 WIB)
8. .
Menjelaskan kepada
ibu tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu :
a) penglihatan
kabur , sakit kepala hebat
b)
pembengkakan pada muka, tangan dan kaki
c) Gerakan
janin yang kurang dari 20 x dalam sehari
d) Ketuban
pecah sebelum waktunya baik yang disadari maupun cairan yang keluar dari jalan
lahir yang tidak disadari
d) Perdarahan melalui
jalan lahir baik yang berupa bercak maupun berupa darah yang mengalir baik
disertai nyeri atau tidak disertai nyeri
Hasil : ibu mengerti penjelasan bidan . (Jam 07.25
WIB)
9. Menjelaskan
kepada ibu pentingnya menjaga personal hygiene terutama kebersihan payudara dan
alat kelamin.
H : Ibu mengerti penjelasan Bidan dan akan
melakukannya . (Jam 07.27 WIB)
10. Menjelaskan
kepada ibu tentang persiapan persalinan yaitu :
-
Penolng persalinan yaitu bidan atau
dokter
-
Tempat persalinan yaitu dirumah , di
bidan , di olindes , puskesmas atau rumah sakit.
-
Pendamping persalinan
-
Kendaraan atau transportasi
-
Kebutuhan ibu dan janin
H : Ibu mengerti penjelasan bidan (Jam 07.28 WIB)
11. Memberi tahu ibu untuk kontrol kembali 2 minggu
lagi atau jika sewaktu-waktu ada keluhan.
H : Ibu
akan kontrol 2 minggu lagi atau jika sewaktu-waktu ada keluhan (Jam 07.30 WIB)
Semarang , 2013
Pembimbing Klinik Praktikan
Siti Syamsiyah , Am.Keb Nani
Susilawati
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Elisa Ulfiana , S.SiT , M.Kes
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah
penulis melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny.T G1P0A0 hamil 29 minggu di BPS Siti Syamsiyah,Am.Keb Gedangan, penulis tidak menemukan kesenjangan antara konsep
teori dengan kenyataan di lapangan. Adapun hal ini dapat penulis jabarkan
sesuai dengan bentuk pendokumentasian SOAP yang digunakan sebagai berikut:
A.
Data
Subjektif
Penulis tidak menemukan kesulitan
karena sikap kooperatif Ny.T yang
dilakukan secara lisan dengan penulis. Pada kasus ini penulis menemukan adanya
permasalahan dalam pola nutrisi ibu yaitu kebiasaan tidak terlalu menyukai
sayuran.
Mengkonsumsi sayuran dapat
menurunkan kemungkinan memiliki anak menderita leukemia, dapat mencegah
hamil anggur atau molla hidatidosa, terutama yaitu perkembangan bayi tergantung
dari apa yang dimakan oleh ibu.
B.
Data
Objektif
Dalam menegakan diagnosis Ny.T tidak
terdapat kesenjangan dan kesamaan antara teori dan temuan di lapangan.
Didapatkan data yang mendukung penegakan diagnose, yaitu pada conjungtiva dan
jari kuku Ny.T berwarna merah muda, pada pemeriksaan laboratorium dengan
menggunakan metode Sahli didapatkan kadar Hb Ny.L sebesar 12 gr%. Dengan hasil
akhir kadar Hb 12 gr%, hal ini sesuai dengan teori menurut Widiyastuty (2006)
menyatakan bahwa kadar Hb ibu hamil normal adalah sebesar 11 gr%. Pada data
objektif penulis juga melakukan pemeriksaan penunjang selain pemeriksaan Hb
Sahli yaitu protein urine dan glukosa urine dengan hasil negative yang berarti bahwa Ny.T hamil fisiologis dan
tidak mengalami komplikasi kehamilan dan penyulit apapun.
Sedangkan saat dilakukan pengukuran
TFU yaitu sebesar 20 cm. Dan TBBA yaitu 1240 gr dan dapat dikatakan normal dan
sesuai dengan usia kehamilan yang menandakan pertumbuhan dan perkembangan janin
tidak mengalami hambatan. Keadaan ini dipengaruhi pula oleh factor ibu, factor
janin, dan factor plasenta yang masih berfungsi secara normal.
Dan mengenai palpasi abdominal pada
ibu hamil, penulis melakukan pemeriksaan Leopold dan didapatkan hasil posisi
janin memanjang, pada bagian fundus teraba bagian lunak (bokong), pada bagian
samping kiri teraba bagian – bagian kecil dan bagian samping kanan teraba
punggung, bagian terbawah janin kepala dan bagian terbesar kepala belum masuk
PAP. Dan setelah dilakukan Leopold, dapat di tentukan letak untuk pemeriksaan
DJJ dengan cara menghitung 1 menit penuh dengan hasil 136x/menit.
C.
Analisa
Berdasarkan data subjektif yang
dikaji langsung oleh penulis mengenai pengakuan riwayat kehamilan, persalinan,
dan nifas yang lalu bahwa ini adalah kehamilan yang pertama, usia kehamilan yang
dirasakan oleh Ny.T adalah 29 minggu yang sesuai HPHT pada tanggal 2 Juli 2012,
yang mana dapat ditentukan pula taksiran persalinan dengan menggunakan rumus
Neagle (HPHT hari +7, bulan -3, tahun +1) yaitu pada tanggal 9 April 2013. Selain itu penulis juga
mengkaji data objektif yang salah satunya dengan melakukan pemeriksaan
fisik dengan melihat conjungtiva Ny.T yang berwarna merah muda sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ny.T tidak mengalami anemia yang dibuktikan dengan
pemeriksaan laboratorium menggunakan metode Sahli dengan hasil Hb 12 gr%.
Disamping itu penulis juga melakukan palpasi dan mengukur TFU yang sesuai
dengan tuanya kehamilan berdasarkan data subjektif yang telah dikaji oleh
penulis.
Dengan demikian berdasarkan data
subjektif dan objektif diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Ny.T G1P0A0 hamil 29
minggu tenyata benar hamil normal dengan janin tunggal hidup intra uterin
presentasi kepala.
D.
Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan oleh penulis
kepada Ny.T salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan palpasi
guna meyakinkan letak bayi dalam kandungan Ny.T, yang kemudian hasilnya
diberitahukan pada ibu bahwa bayi ibu dalam keadaan normal.
Selain itu penulis memberikan
konseling pada ibu seperti tanda bahaya kehamilan, persiapan persalinan dan
tanda – tanda persalinan. Dan juga penulis memberikan asuhan dengan
menganjurkan ibu untuk memakan makanan bergizi terutama memperbanyak sayuran ,buah-buahan
dan divariasikan, menganjurkan ibu untuk bersalin di tenaga kesehatan ,
menganjurkan ibu untuk kontrol jika sewaktu-waktu ada keluhan . Dari
keseluruhan asuhan yang di berikan pada Ny.T tersebut sesuai dengan wewenang
bidan dan juga disesuaikan dengan kompetensi bidan di Indonesia.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan Asuhan
Kebidanan Kehamilan Normal pada Ny. T G1P0A0
Hamil 29 minggu di BPS Siti Syamsiyah, Am.Keb, penulis dapat menyimpulkan bahwa
hasil pengkajian data subjektif dan
objektif pada Ny. T G1P0A0 Hamil 29 minggu tanggal
23 januari 2013 di BPS Siti Syamsiyah Am.Keb sudah sesuai dengan teori yang ada
dan dalam hasil pengkajian dan data subjektif dan objektif tidak ditemukan
adanya masalah sehingga kehamilan ibu dikatakan normal.
Analisa data yang telah dilakukan
mengacu pada teori-teori yang ada oleh karena itu maka diagnose Ny. T G1P0A0 Hamil 29
minggu janin tunggal, hidup intrauterine, puka, presentasi kepala. Dari
diagnose tersebut maka dapat disimpulkan kehamilan yang terjadi pada Ny. T
merupakan kehamilan normal yaitu, ibu dalam keadaan sehat, tidak ditemukannya
masalah kehamilan yang patologis.
Ibu hanya mengalami masalah susah BAB yang merupakan
hal yang fisiologis dalam kehamilan pada trimester III.
SARAN
Setelah melakukan asuhan kehamilan
pada Ny. T adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis yaitu:
1.
Bagi Ibu
Hamil
Diharapkan ibu hamil dapat memahami peran dan fungsi bidan dalm memberikan
pelayanannya dan meningkatkan pengetahuannya tentang seputar kehamilan sehingga
ibu dapat menjalani kehamilannya dengan baik dan dapat mencukupi kebutuhan
selama kehamilan dengan melakukan periksaan kehamilan. Selain itu ibu
hamil juga dapat mengetahui komplikasi dini dan kemungkinan – kemungkinan yang
akan terjadi sehingga ibu dapat mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman
serta persiapan rujukan bila tiba – tiba terjadi keadaan gawat darurat.
2.
Bagi Instansi
Pelayanan Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk puskesmas agar dapat lebih
meningkatkan lagi pelayanan kebidanan khususnya asuhan antenatal pada ibu
hamil,untuk mengurangi angka kematian ibu.
3.
Bagi
Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat untuk
institusi agar dapat meningkatkan kualitas mahasiswanya,menambah bahan bacaan
agar dapat menjadi acuan buat mahasiswa
4.
Bagi Penulis
diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan kualitas dan
pengetahuan penulis khususnya keterampilan dalam melakukan Asuhan
Kebidanan Kehamilan Normal.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi,
Biran, dkk. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Citra, Fuzi.
2011. Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan. [Online].Tersedia: http://zietraelmart.multiply.com.
[25 Juari 2013].
Depkes RI.
2000. Pedoman Pelayanan Antenatal Ditingkat Pelayanan Dasar. Jakarta :
Depkes RI.
Jannah,
Izzati. 2011. 10 T Dalam Kehamilan. [Online].Tersedia: http://izzatijannah.wordpress.com.
[25 Januari 2013].
Manuaba, Ida
Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Marjuki,
Ida Gayus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Prawiroharjo,
Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YPB. SP.
SHPIEGO. 2002.
Antenatal Care. Jakarta : Pusdiknas.
Pendidikan,
Resolusi. 2010. Definisi Kehamilan. [Online].Tersedia: http://wikimedya.blogspot.com.
[25 Januari 2013].
Rhezvolution.
2009. Antenatal Care. [Online].Tersedia: http://rhezvolution.wordpress.com/.
[25 Januari 2013].
Saifuddin,
Abdulhari (editor). 2001 Buku Asuhan Nasioanal Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : YBP.SP.
Sweetspe.
2010. Proses Kehamilan Dan Perkembangan Janin Dalam Kandungan.
[Online].Tersedia: http://sweetspearls.com/.
[25 Januari 2013].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar